Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Jejak COVID-19 di Makanan Beku, WHO: Tak Perlu Takut

        Ada Jejak COVID-19 di Makanan Beku, WHO: Tak Perlu Takut Kredit Foto: Unsplash/Eaters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar baru soal corona! Di China, ada jejak COVID-19 di dalam kargo makanan beku yang berasal dari Brasil. Waduh, bahaya enggak tuh?

        Otoritas kesehatan setempat telah mengonfirmasi kasus tersebut pada Kamis, 13 Agustus 2020 seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Japan Times.

        Sebelum kasus muncul, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, "virus mematikan tersebut tak akan memasuki rantai makanan."

        Baca Juga: Benarkah Luhut Sembarang Bilang Arak Bali Turunkan Angka Corona?

        Baca Juga: Giant Margo City Depok Ditutup, 15 Karyawan Reaktif Covid-19

        Peneliti lalu mengambil sampel permukaan sayap ayam beku untuk diteliti, hasilnya menunjukan bahwa makanan yang diimpor ke Kota Shenzhen dari Brasil tersebut membuktikan positif virus corona.

        Menurut pihak berwenang Tiongkok, "kemasan luar udang beku Ekuador yang di jual di Kota Xian pun menunjukkan hasil serupa."

        Setelah dilakukan penelusuran, Otoritas Kesehatan Shenzen mengidentifikasi sayap ayam berasal dari pabrik milik eksportir unggas dan babi terbesar ketiga di Brasil, Aurora.

        Saat kasus Covid-19 terus meningkat secara global, penemuan tersebut meningkatkan kekhawatiran baru: virus corona dapat menyebar ke permukaan dan memasuki rantai makanan.

        Tak sedikit pula masyarakat setempat dibuat heboh karena takut mengalami lonjakan virus corona kembali. Sehari sebelumnya, para pejabat di Selandia Baru mulai menyelidiki kemungkinan penyebaran Covid-19 di wilayah mereka disebabkan oleh angkutan barang dari luar negeri.

        Dari situ, dugaan penyebaran virus corona selain dari transmisi antar manusia menjadi semakin tinggi. Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield pun memerintahkan investigasi mendalam mengenai kasus tersebut.

        Terdapat klaim yang menyebutkan, virus sebenarnya dapat bertahan hingga dua tahun dalam suhu minus 20 derajat Celcius.

        Hal tersebut mendukung spekulasi dari berbagai pihak bahwa kargo yang memiliki suhu sangat dingin membantu virus corona bertahan hingga menyebar di Selandia Baru.

        Namun para ilmuwan dan pejabat mengatakan klaim tersebut tak memiliki data kuat sejauh ini, khususnya terkait virus corona yang dapat menyebar melalui makanan beku.

        Kepala Program darurat di WHO, Mike Ryan turut memberikan pernyataan saat menghadiri pengarahan virus corona.

        Tak sedikit pula masyarakat setempat dibuat heboh karena takut mengalami lonjakan virus corona kembali.

        Sehari sebelumnya, para pejabat di Selandia Baru mulai menyelidiki kemungkinan penyebaran Covid-19 di wilayah mereka disebabkan oleh angkutan barang dari luar negeri.

        Sehingga dugaan penyebaran virus corona selain dari transmisi antar manusia menjadi semakin tinggi.

        Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield pun memerintahkan investigasi mendalam mengenai kasus tersebut.

        Terdapat klaim yang menyebutkan bahwa virus sebenarnya dapat bertahan hingga dua tahun dalam suhu minus 20 derajat Celcius.

        Hal tersebut mendukung spekulasi dari berbagai pihak bahwa kargo yang memiliki suhu sangat dingin membantu virus corona bertahan hingga menyebar di Selandia Baru.

        Namun para ilmuwan dan pejabat mengatakan klaim tersebut tak memiliki data kuat sejauh ini, khususnya terkait virus corona yang dapat menyebar melalui makanan beku.

        Kepala Program darurat di WHO, Mike Ryan turut memberikan pernyataan saat menghadiri pengarahan virus corona. "Orang tidak perlu takut akan makanan, kemasan makanan atau pengiriman makanan," ujarnya.

        Kalimat serupa dikeluarkan pula oleh juru bicara Administrasi Makanan dan Obat dan Departemen Pertanian Amerika Serika (AS) baru-baru ini.

        "Tidak ada bukti orang dapat tertular COVID-19 dari makanan atau dari kemasan makanan," ujar juru bicara.

        Sementara itu, Aurora Brasil hingga kini belum secara resmi diberi tahu oleh otoritas Kesehatan Tiongkok tentang dugaan kontaminasi.

        Perusahaan pun mengatakan akan mengambil semua tindakan yang mungkin dapat mencegah penyebaran virus corona.

        Meski mereka menyatakan tak ada bukti adanya penyebaran Covid-19 melalui makanan beku, namun perusahaan siap mengusut kasus.

        Sebagai tanggapan, otoritas kesehatan Brasil kemudian mencari klarifikasi tegas dari otoritas Tiongkok mengenai kasus tersebut.

        Untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar tak kembali meluas, Tiongkok segera melacak dan menguji semua orang yang pernah bersentuhan dengan produk makanan.

        Khususnya pada produk yang berpotensi terkontaminasi virus corona, kemudian hasil menunjukkan bahwa semua orang diuji negatif virus tersebut.

        "Sulit untuk mengatakan pada tahap mana ayam beku itu terinfeksi," ujar seorang pejabat eksportir daging di Brasil yang berbasis di Tiongkok.

        Kantor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Shenzhen mengatakan masyarakat perlu mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi dari daging dan makanan laut impor.

        Selain menyaring semua wadah daging dan makanan laut yang masuk ke pelabuhan utama dalam beberapa bulan terakhir, Tiongkok telah menangguhkan beberapa impor daging dari berbagai tempat, termasuk Brasil sejak pertengahan Juni 2020.

        Pada Kamis (13/8/2020), badan kesehatan pertanian Argentina mengatakan sebanyak tujuh pabrik pengolahan daging setempat untuk sementara tidak mengekspor produk ke Tiongkok sebab mereka telah mendapatkan kasus COVID-19 di antara para karyawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: