Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gebrakan Turki Borong S-400 Rusia Bikin AS Kejang-kejang

        Gebrakan Turki Borong S-400 Rusia Bikin AS Kejang-kejang Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia dan Turki menandatangani kontrak pengiriman batch kedua sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara. Kedua pihak kini sedang membahas persyaratan keuangan dalam kontrak.

        Kepala eksportir senjata negara Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheyev, mengonfirmasi teken kontrak tersebut kepada wartawan pada hari Minggu. "Kontrak telah ditandatangani," katanya.

        Baca Juga: Pasokan Rudal S-400 Rusia Terus Mengalir ke China, AS Gelagapan

        "Kedua belah pihak sekarang sedang membahas pengaturan keuangan untuk melaksanakan kontrak," katanya lagi, seperti dikutip dari kantor berita TASS, Senin (24/8/2020).

        "Jangka waktu pelaksanaan kontrak akan bergantung pada kesiapan mitra kami untuk menyelesaikan masalah prosedural dengan pembiayaan proyek tersebut," imbuh bos Rosoboronexport.

        Rusia mengumumkan pada September 2017 bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan senilai USD2,5 miliar dengan Turki untuk pengiriman sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara. Berdasarkan kontrak tersebut, Ankara menerima satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400 yang terdiri dari dua batalion.

        Kesepakatan itu juga diharapkan disertai transfer sebagian teknologi produksi ke pihak Turki.

        Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara semacam itu dari Rusia. Pengiriman peluncur S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.

        Keputusan Turki untuk memperoleh sistem rudal S-400 buatan Rusia telah memicu kemarahan dari Amerika Serikat (AS) dan NATO secara keseluruhan. Bagi Washington, senjata pertahanan Moskow itu menjadi ancaman bagi jet tempur siluman F-35. Amerika Serikat tidak mengabaikan upayanya untuk membuat Turki menyerahkan sistem pertahanan udara Rusia tersebut.

        Turki tidak menyerah pada tekanan dan mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan sistem S-400. Namun, Washington telah mengeluarkan Ankara dari program konsorsium bersama untuk pengembangan jet tempur siluman F-35 generasi kelima.

        S-400 Triumf adalah sistem rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi di Rusia pada tahun 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik, termasuk rudal jarak menengah, dan juga dapat digunakan terhadap instalasi darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: