Politisi Partai Demokrat, Herman Khaeron, ikut menyoroti program bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah untuk pekerja di bawah gaji Rp5 juta yang diluncurkan pada hari ini, Kamis (27/8).
Ia menyindir bahwa program bantuan langsung pernah dilakukan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Gak Perlu Influencer Rp90 M! Contoh Itu Pak SBY, Paling Konkret!
Baca Juga: SBY Bersuara: Ekonomi Kita Gak Seperti Amerika dan Tiongkok
Bahkan sambungnya, ia mengatakan bahwa program tersebut juga mendapat tentangan keras dari kelompok oposisi lantaran akan membuat rakyat menjadi malas karena mendapat gelontoran uang tunai.
“Bantuan langsung tunai (BLT)/bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai program pro rakyat Presiden SBY yang dulu ditentang habis-habisan, kini dijalankan kembali oleh pemerintah,” cuitnya, seperti dilihat, Kamis (27/8/2020).
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo meresmikan program tersebut sekaligus menerima para perwakilan pekerja di Istana Negara dan memberikan BSU gelombang pertama untuk 2,5 juta pekerja secara simbolis.
Jokowi menyampaikan, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dialami Indonesia, namun juga di 215 negara lainnya di dunia. Menurutnya, kondisi kesehatan dan ekonomi mereka juga mengalami dampak yang sama dengan Indonesia. Oleh sebab itu, untuk mengurangi dampak Covid-19, pemerintah telah memberikan banyak bantuan kepada masyarakat.
"Pemerintah banyak sekali (memberikan bantuan), ada bansos tunai, BLT desa, subsidi listrik, sembako, yang nganggur dapat Kartu Prakerja, dan baru dua hari lalu ada Banpres Rp2,4 juta diberikan ke sektor UMKM mikro dan jumlahnya memang tidak kecil. Hari ini kita lengkapi lagi, namanya subsidi gaji totalnya ada 15,7 juta pekerja yang diberikan masing-masing Rp2,4 juta," ujar Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil