Penjualan bersih PT Kalbe Farma Tbk sampai semester I 2020 sebesar Rp11.605 miliar, meningkat sebesar 3,8 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp11.179 miliar.
Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Bernandus Karmin Winata, mengatakan walaupun dampak Covid-19 terhadap makroekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun 2020 cukup menantang, Perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan dan laba bersih yang positif dan stabil.
"Peningkatan penjualan semester pertama tahun 2020 sebesar 10,1 persen dari Rp3.410 miliar menjadi Rp3.755 miliar, serta menyumbang 32,4 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan," katanya didampingi Haru Koesmahargyo selaku Direktur Keuangan 3 dan gus Sudiarto selaku Direktur Manajemen Risiko, Kamis (27/8/2020).
Baca Juga: Ihwal Vaksin Corona, Kalbe Farma: Sudah Masuk Uji Klinis Tahap 2
Baca Juga: Bursa Asia Rontok Berjamaah, IHSG Ditutup Merah 0,12%
Sedangkan divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 6,6 persen menjadi Rp2.072 miliar dengan kontribusi sebesar 17,9 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan.
"Penjualan bersih Divisi Nutrisi tercatat sebesar Rp3.213 miliar di semester pertama tahun 2020, tumbuh 2,2 persen dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,7 persen dari total penjualan bersih Kalbe," katanya.
Sedangkan Divisi Obat Resep Perseroan yang membukukan penurunan penjualan sebesar 4,2 persen menjadiRp Rp2.565 miliar, serta menyumbang Rp22,1 t dari total penjualan bersih Kalbe di semester pertama tahun 2020.
"Untuk laba kotor tumbuh sebesar 1,5 persen mencapai Rp5.253 miliar di semester pertama tahun 2020. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 45,3 persen dari 46,3 persen untuk periode sama pada tahun sebelumnya," katanya.
Dikatakannya bahwa laba sebelum pajak penghasilan pada semester pertama tahun 2020 sebesar Rp1.809 miliar bertumbuh sebesar 7,2 persen dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6 persen, mengalami peningkatan dari 15,1 persen pada periode sama pada tahun sebelumnya.
"Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen di pertahankan pada rasio 45 persen - 55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: