Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Kontrak Emas Lebih Moncer, Ternyata Ini Alasannya

        Investasi Kontrak Emas Lebih Moncer, Ternyata Ini Alasannya Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Dibandingkan jenis investasi lainnya sekarang, investasi kontrak emas berjangka lebih menarik karena sifatnya yang safe haven, artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor. 

        Baca Juga: Rusia vs China, Miliarder Ini Pepet Terus Tambang Emas Afrika!

        Pimpinan Cabang PT Kontak Perkasa Futures cabang Bandung Deddy Rudiyanto mengatakan emas menjadi instrumen investasi yang menarik saat ini karena mengalami kenaikan tertinggi dalam 9 tahun terakhir sejak 2011. 

        "Kami tetap optimis bahwa target volume transaksi sebesar 100.000 lot dan 200 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam tantangan sekarang,” katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (3/9/2020).

        Menurutnya, pada tanggal 5 Agustus 2020, emas memecah rekor di level USD 2.018/ troy ons. Kemudian mencapai level tertinggi di level USD 2.081/troy ons pada akhir Juli 2020.

        Harga emas telah melonjak 33% dalam tahun ini. Faktor penyebab kenaikan emas diawali dengan ketegangan geopolitik Amerika Serikat dengan Iran dan perang dagang dengan Tiongkok di awal tahun, kemudian reli berlanjut seiring penyebaran wabah COVID-19 yang meluas ke berbagai negara, lalu menimbulkan ketidakpastian ekonomi, suku bunga yang rendah, dan penggelontoran triliunan stimulus yang membuat dolar sebagai pesaing safe haven terus merosot.

        Adanya harapan baru pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan optimisme penemuan vaksin untuk Covid-19 membuat harga emas perlahan terkoreksi. Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020, harga emas mulai meninggalkan rekor tertingginya. Harga logam mulia ini bahkan pernah anjlok 16 persen ke level USD 1.862 troy ons, dan kini stabil di posisi sekitar USD 1.900/troy ons.

        "Secara aspek fundamental, harga emas diprediksi akan terjaga di level USD 1.900/troy ons namun apabila ternyata melaju menembus resisten I di level USD 1.980/ troy ons, maka kemungkinan untuk kembali ke posisi USD 2.000 per troy ons sangat besar," jelasnya.

        Deddy menyebutkan tren positif harga emas mendorong total volume transaksi loco gold (kontrak emas berjangka) khususnya di KPF Bandung mengalami peningkatan sebesar 71% menjadi 20.000 lot selama pandemi. Sementara untuk nasabah baru hingga Juli 2020 bertambah sebanyak 66 nasabah.

        “Transaksi kontrak berjangka emas mengundang animo yang luar biasa. Karena, peluang yang diperoleh bukan saja pada saat emas naik melainkan juga saat mengalami koreksi yang dinamis. Jadi, untuk investasi perdagangan berjangka komoditi, nasabah bisa mendapatkan peluang profit sekaligus mengalami risiko saat aksi buy dan sell,” jelasnya.

        Sementara itu, dalam 5 tahun ke depan, KPF Bandung akan menjadi perusahaan pialang berjangka dengan total 100 ribu nasabah dan memiliki total volume transaksi sebanyak 1 juta lot.

        “Untuk mewujudkan itu semua, kami telah mempersiapkan sumber daya manusia yang andal dengan terus merekrut sebanyak 500 tenaga marketing yang memiliki kemampuan pelayanan dan pengetahuan produk yang baik. Kami selalu menekankan bahwa investasi nasabah adalah tenaga bagi perusahaan untuk terus berjalan, karenanya menjaga kepuasan yang maksimal harus menjadi standar bagi setiap marketing di KPF Bandung,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: