Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir juga menjadi penyebab krisis yang cukup besar.
Ia pun meminta kepada pemerintah untuk melihat ada yang tidak benar di tubuh BUMN. Yakni, BUMN utang luar negeri mengalami kenaikan mencapai 25,5 persen di saat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi minus 5,3 persen.
Baca Juga: Waduh, Bos-bos BUMN Besar Kibuli Erick Thohir
Baca Juga: Lagi, Kebijakan Terbaru Erick Thohir Kena Prittt Said Didu...
“Ini gak bener nih, soalnya BUMN itu gaspol utang luar negerinya 25,5 persen naiknya sementara ekonomi kita kan mengalami kontraksi minus 5,3 persen,” ujarnya di acara diskusi virtual Indonesia Leader Talk (ILT) 6 bertajuk “Ancaman Resesi Ekonomi Vs Cita-cita Kesejahteraan Rakyat” Senin (7/9/2020).
Dampaknya, ia mengatakan BUMN akan menyebabkan krisis atau risiko default yang cukup besar. “Khususnya BUMN di sektor energi, ada PLN ada Pertamina,” katanya.
Selain itu, BUMN di sektor kontruksi juga mengalami pertumbuhan utang luar negeri yang harus dipelototin karena dianggap banyak proyek yang terpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19 ini.
“Dan pasca pandemi proyek-proyek itu bisa jadi justru akan makin bocor untuk pembiayaan operasionalnya. Jadi pendapatannya tidak akan menutup biaya operasional,” jelasnya.
Tambahnya, “Nah ini saya kira ini ada anomali utang naik luar biasa, bunganya juga relatif mahal, sementara sektor realnya terkontraksi. Ini yang saya sebut sebagai bubble utang BUMN,” tukas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil