Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BBPPTP Medan Gelar Pelatihan PHT Tanaman Kopi

        BBPPTP Medan Gelar Pelatihan PHT Tanaman Kopi Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan menggelar pelatihan dan bimbingan teknis tentang Pengenalan dan Penanganan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) Tanaman Kopi kepada petani kopi di Desa Sampean, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.  Pelatihan ini dibimbing langsung oleh  Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman Prof. Loekas Soesanto.

        Seperti dijelaskan oleh Kepala BBPPTP Medan Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian Sigit Wahyudi, kegiatan bimbingan teknis ini dimaksudkan agar petani kopi mampu mengenali gejala serangan OPT dan menerapkan teknik pengendalian secara PHT (Pengendalian Hama Terpadu) di kebunnya masing – masing. Sehingga program desa pertanian organik bisa semakin berkembang dan membentuk kawasan organik di desa tersebut.

        “Bimbingan teknis ini tidak hanya ditujukan kepada petani kopi, tetapi juga diikuti olah petugas UPPT Tapsel dan pendamping lapangan dari Dinas Kabupaten Tapanuli Selatan,” kata Sigit.

        "Kita berharap setelah bimbingan ini petani kopi di desa bisa menerapkan sistem pengendalian secara PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dan menjadi “Dokter Tanaman” di kebunnya masing-masing."

        Beberapa OPT yang ditemukan seperti serangan nematoda, PBKo, karat daun, antraknose buah dan jamur akar. Selain serangan OPT, juga ditemukan kebun petani yang kekurangan unsur Magnesium. 

        "Mengingat desa Sampean masuk dalam program pengembangan desa pertanian organik tahun anggaran 2020 maka diharapkan agar petani mengurangi penggunaan bahan kimia bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Karena bahan kimia dianggap bukan solusi, namun hanya akan merusak unsur hara mikro yang ada di dalam tanah," ujar Loekas.

        Solusinya menurut Loekas, dengan menggunakan metabolit sekunder hasil penelitianya yang telah teruji dan para petani dapat membuatnya sendiri, karena selain mudah, bahan-bahan yang diperlukan bisa diperoleh dari alam, seperti air leri, air kelapa, gula, keong dan akar putri malu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel: