Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Hon Hai Precision, Gurita Bisnis dari Seorang Buruh

        Kisah Perusahaan Raksasa: Hon Hai Precision, Gurita Bisnis dari Seorang Buruh Kredit Foto: Reuters/Ann Wang
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19 yang melanda dunia, perusahaan di banyak negara terpaksa menghentikan kegiatan operasionalnya. Salah satu perusahaan yang menghentikan produksinya adalah Hon Hai Precision Industry, atau populer dengan nama Foxconn di pasar internasional.

        Dalam laporan yang dikeluarkan perusahaan, Hon Hai mengklaim pasokan komponen dari pabriknya telah kembali normal. Meski demikian, distribusi komponen buatannya masih terkendala di Jepang dan Korea Selatan. Sebab, dua negara itu masih menghadapi wabah virus corona.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Total, Konglomerat Migas Prancis

        Hon Hai menjadi salah satu produsen komponen komputer terkemuka di dunia. Ia juga menjadi produsen desktop dan notebook tanpa rangka yang bekerja sama dengan banyak merek dan perusahaan komputer papan atas dunia meliputi Apple, Dell, Compaq, Intel, dan lainnya. 

        Hon Hai berhasil duduk di peringkat 26 daftar perusahaan raksasa dunia Global 500, Fortune. Capaian tersebut bisa dilihat dari pendapatan tahunan Hon Hai yang berhasil dibukukan pada 2020 yakni sebesar 172,9 juta dolar AS, sedangkan laba bersih yang dicatatkan sebesar 3,7 miliar dolar AS. Meski begitu, pendapatan tahunan dan laba perusahaan masing-masing turun sebesar 1,6 persen dan 12,9 persen pada 2019. Untuk nilai perusahaan di pasaran tembus di angka 36,9 miliar dolar AS.

        Hon Hai adalah pemasok komponen utama untuk Apple, Amazon, Xiaomi, dan Sony PlayStation. Sebagai pemain utama di industri komponen komputer, Hon Hai pada 2020 berencana untuk menginvestasikan uangnya pada kendaraan listrik, robotika, kesehatan digital, dan kecerdasan buatan, sebagai bagian dari visi Foxconn 3.0.

        Dengan gambaran di atas, kiranya pada kesempatan ini, Jumat (11/9/2020), Warta Ekonomi akan mengulas perjalanan perusahaan raksasa elektronik Taiwan. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, kami sajikan uraian tersebut menjadi tulisan sebagai berikut.

        Kisah Hon Hai dan pendirinya, Kuo Tai-ming dapat dipastikan berjalan beriringan dari awal hingga saat ini. Dikenal di Barat sebagai Terry Kuo, Tai-ming merupakan pemuda yang saat itu memperoleh pendidikan menjadi seorang pelaut. Namun pada awal 1970-an, ia memutuskan pindah jalur menuju dunia industri manufaktur. 

        Kuo dan saudaranya Kuo Tai-chiang mendirikan perusahaan plastik kecil di wilayah industri Tucheng, Taipei, Taiwan. Mereka menamai bisnis kecilnya dengan nama Hon Hai Plastics Corporation. Perusahaan itu awalnya mulai membuat komponen plastik untuk televisi hitam putih, yang populer pada masanya. Seiring perkembangannya, perusahaan dengan cepat menambahkan peralatan pembuat cetakan milik sendiri.

        Lalu pada 1975, Kuo bersaudara mengganti nama perusahaannya menjadi Hon Hai Industrial Corporation. Mereka semakin tumbuh dan berkembang. Lantas pada gilirannya, penjualan mereka di tahun itu mencapai 16 juta dolar Taiwan (500 ribu dolar AS kurs tahun 2003).

        Kuo Tai-ming berkomitmen untuk memimpin perusahaannya sampai ke pasar utama Taiwan. Komitmen itu ia tunjukkan lewat kerja keras yang bekerja enam hari seminggu, dan 15 jam dalam sehari. 

        Dalam wawancara yang diadakan Business Week secara khusus Kuo mengatakan bahwa jika ingin mendapat hasil itu, dibutuhkan kedisiplinan sejati. Seorang pemimpin seharusnya tidak memiliki jam tidur lebih dari para pekerjanya. Yang terpenting, pemimpin adalah orang yang pertama masuk dan yang terakhir keluar. 

        Pada akhir 1970-an, Kuo mulai mengembangkan minat di pasar baru, yakni industri komputer dan elektronik. Kuo melihat ini adalah sebuah tren yang akhirnya mengarah pada kebangkitan sejumlah negara Asia, khususnya Taiwan sebagai pusat industri baru bidang komputer dan elektronik. Meskipun industri ini waktu itu sudah berkembang di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. 

        Kuo dengan cepat mengenali potensi memproduksi komponen komputer. Dengan itu, ia segera memimpin perusahaanya mengembangkan rangkaian produk sendiri. Pada awalnya, ia menargetkan pasar konektor.

        Dengan alasan menjaga persaingan di pasar internasional, Hon Hai pada 1981 menggunakan nama Foxconn. Hal itu sejalan dengan perubahan identitas Hon Hai yang menjadi bisnis spesialis konektor untuk industri komputer. Pabrikan milik Kuo berfokus pada produksi komponen yang lebih terkenal. Hon Hai melebarkan upayanya dengan memproduksi suku cadang untuk menghubungkan antarkomponen.

        Kabel listrik menjadi produk baru milik Hon Hai yang dimasukkan pada 1982. Ini bukan segmen yang paling menarik dari sektor komputer, namun mungkin yang paling universal untuk memenuhi kebutuhan pada sistem komputer. Komitmen Hon Hai pada segmen low-profile tersebut memungkinkan perusahaan tumbuh dengan kuat selama dekade 1980-an.

        Kuo terus mengasah kemampuannya untuk beradaptasi dengan pasar baru. Ia kemudian berinvestasi di sektor infrastruktur. Pada 1983, perusahaan membuka pabrik baru di lokasi yang sama, Tucheng. Fasilitas baru itu memungkinkan perusahaan meningkatkan produksi dan kualitas.

        Hon Hai memiliki visi menjadi raksasa industri komputer yang berkembang di dunia. Pada akhir dasawarsa 1980-an, perusahaan mencapai posisi nyaman di antara banyak perusahaan komputer besar di dunia. Pertumbuhan perusahaan memungkinkan mengadopsi kebijakan kerja sama dengan perusahaan papan atas. Mereka melewati para pesaingnya dengan terus berusaha memasuki pasar bermerek. 

        Seperti banyak produsen komputer Taiwan yang sedang naik daun, Hon Hai awalnya memperoleh keunggulan melalui kemampuannya menghasilkan produk dengan harga rendah --lebih rendah dari pesaing di Barat. Namun Kuo menyadari sejak awal bahwa pertumbuhan yang kuat dalam ekonomi Taiwan dan kenaikan gaji akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk bersaing dalam harga. Sebagai tanggapan, Kuo mengubah haluannya menuju China daratan. Dengan demikian, Hon Hai menjadi pabrikan Taiwan pertama yang meluncurkan produknya di benua kecil itu pada 1988.

        Foxconn City adalah sebutan untuk LongHua Science and Technology Park, wilayah pabrik Hon Hai terbesar yang dibangun pada 1988 dan terletak di Shenzhen. Wilayah ini bisa disebut kota karena luasnya yang mencapai tiga kilometer persegi dan memiliki populasi lebih dari 400.000 pekerja.

        Selain pabrik, wilayah ini juga berisikan toko, restoran, asrama, dan rumah sakit. Semenjak didirikan, Foxconn City telah meningkatkan ekonomi daerah Longhua yang sebelumnya merupakan lokasi perikanan. Jumlah penduduk sekitar (Shenzhen) juga bertambah, dari yang hanya 300.000 menjadi lebih dari 15 juta orang.

        Hon Hai kemudian menjadi perusahaan publik dan terdaftar di Bursa Efek Taiwan pada 1991. Meski begitu, Kuo tetap mempertahankan sifat low profile perusahaanya sehingga menjadikannya semi-tertutup. Hal itu sempat membuat persoalan lain, yakni para pengamat pasar mengeluhkan soal kurang transparannya keuangan grup, sumber keuangan, dan para pemegang sahamnya.

        Terlepas dari itu, dalam 10 tahun perjalanannya, perusahaan telah menjadi pabrikan swasta terkemuka di Taiwan. Kapitalisasi perusahaan Kuoa telah mencapai 8 miliar dolar AS pada 1991. Dan, dengan lebih dari 25 persen saham Kuo di Hon Hai menempatkannya di antara 500 orang terkaya dunia. 

        Penawaran umum publik (IPO) memungkinkan Hon Hai memulai era ekspansi. Dengan tetap berfokus pada industri manufaktur internasional, memperluas operasinya di China daratan dengan membangun dua pabrik baru, di Shenzhen dan Kunshan. Kedua pabrik itu mulai beroperasi pada 1993.

        Pada 1994, Hon Hai mendirikan kantor penelitian dan pengembangan di AS dan Jepang. Langkah itu membawa perusahaan tidak hanya lebih dekat ke dua pasar komputer utama dunia, tetapi juga mendekatkan perusahaan kepada pelanggan utamanya. 

        Hon Hai yang populer dengan Foxconn di luar negeri, menunjukkan jati dirinya sebagai mitra yang siap menjadi pemain utama dalam industri termasuk bersedia untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan. Tujuan tersebut diterjemahkan ke dalam pembentukan tim yang kuat dan besar beranggotakan lebih dari 3.000 insinyur dan 100 orang pemegang gelar Ph.D. 

        Tim pengembang Hon Hai menjadi salah satu yang paling dinamis di sektor teknologi tinggi Taiwan. Mereka mendaftarkan hampir 300 paten baru pada 1995. 

        Pada awal 2000-an, Hon Hai menerima lebih dari 2.000 paten. Banyak di antaranya dikembangkan sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan tertentu. Mereka seakan menjadikan para pelanggan sebagai pemimpinnya seperti produksi casing PC pada 1996.

        Dengan berinvestasi secara besar-besaran, perusahaan memasuki area barunya dengan cepat. Dalam waktu satu tahun, Hon Hai berada di antara grup casing PC terbesar di dunia. Mereka membangun unit tanpa rangka untuk IBM, Dell, Apple, dan Compaq. Hon Hai juga telah menjadi pembuat konektor terkemuka dunia untuk industri komputer.

        Sayap bisnis Hon Hai semakin lebar. Pada 1998, perusahaan mendirikan pabrik baru di Inggris dan Skotlandia. Tahun berikutnya, mereka menambahkan kapasitas produksi di AS, termasuk di Houston. Perusahaan juga bergabung dalam sektor komputer notebook yang saat itu berkembang pesat. Sebagai tanggapannya, Hon Hai meluncurkan anak perusahaan baru, Omni Switch Inc., sebagai mitra dengan Quanta Computer Inc. dan Inventec Corp. Pada akhir tahun itu, penjualan tahunan Hon Hai mencapai 52 miliar dolar Taiwan, atau setara dengan 1,5 miliar dolar AS.

        Hubungan lama Hon Hai dengan Apple membawanya ke benua Eropa pada 2000, ketika grup tersebut membangun pabrik di Republik Ceko untuk memasok PC tanpa rangka untuk komputer iMac generasi terbaru Apple.

        Sementara itu, perusahaan terus memperluas jajaran produknya, menambahkan motherboard untuk Intel. Langkah ini mencakup pengambilalihan situs manufaktur Intel oleh Hon Hai di Puerto Rico. Perusahaan juga menandatangani perjanjian penting dengan klien lainnya tahun itu juga. Mereka setuju untuk memproduksi komponen untuk konsol Playstation 2 Sony Corporation.

        Pada akhir 2001, Hon Hai mengklaim dirinya sebagai pemimpin produsen motherboard nomor satu dunia. Itu terlihat pada pendapatan tahunan Hon Hai yang melonjak melewati 4,5 miliar dolar AS. Mereka juga memenangkan posisi sebagai produsen komponen komputer terkemuka di Taiwan. Salah satu tonggak penting untuk Hon Hai juga terjadi pada 2001 ketika Intel memilih perusahaan untuk memproduksi motherboard bermerek Intel, bukan Asus.

        Pada 2003, Hon Hai mengakuisisi pabrik Eimo Oyj dan Chihuahua untuk memproduksi perangkat handset. Dua tahun kemudian, Hon Hai diberi label penyedia handset terbesar dunia. Lalu tahun berikutnya, Hon Hai mengakuisisi Premier Image Technology Corp untuk mengintegrasikan lebih lanjut komponen optik mekanik. 

        Hon Hai semakin berkembang dengan mengumumkan rencana membangun pabrik baru pada tahun 2007. Perusahaan membuka kegiatan operasional pabrik senilai 500 juta dolar AS di Huizhou, China selatan. 

        Pada Januari 2012, Hon Hai menunjuk Tien Chong (Terry) Cheng sebagai kepala eksekutif dari anak perusahaannya FIH Mobile Limited. Dia mengundurkan diri pada tahun yang sama, dengan alasan masalah kesehatan. Saat ini, Hon Hai menghasilkan sekitar empat puluh persen dari produksi elektronik konsumen di seluruh dunia.

        Ekspansi selanjutnya dilakukan setelah akuisisi 10 persen saham di perusahaan elektronik Jepang, Sharp Corporation pada Maret 2012 senilai 806 juta dolar AS. Itu sekaligus membeli hingga 50 persen dari LCD yang diproduksi di pabrik Sharp di Sakai, Jepang. Namun, kesepakatan yang disepakati gagal karena saham Sharp terus merosot di bulan-bulan berikutnya. Pada September 2012, Hon Hai mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 494 juta dolar AS dalam pembangunan lima pabrik baru di Itu, Brasil, menciptakan 10.000 lapangan pekerjaan.

        Pada 2014, perusahaan tersebut membeli Asia Pacific Telecom dan memenangkan beberapa lisensi spektrum di sebuah lelang yang memungkinkannya untuk mengoperasikan peralatan telekomunikasi 4G di Taiwan.

        Pada 25 Februari 2016, Sharp menerima tawaran pengambilalihan senilai 700 miliar yen (6,2 miliar dolar AS) dari Hon Hai untuk mengakuisisi lebih dari 66 persen saham voting Sharp. Namun, karena Sharp memiliki kewajiban yang dirahasiakan yang kemudian diinformasikan oleh perwakilan hukum Sharp kepada Hon Hai, kesepakatan itu dihentikan oleh dewan direksi Hon Hai.

        Perusahaan lantas meminta untuk membatalkan kesepakatan itu, tetapi kesepakatan itu dilanjutkan oleh mantan presiden Sharp. Terry Gou dalam pertemuan tersebut kemudian menulis kata "yi", dalam aksara Mandarin, di papan tulis yang berarti "Kebenaran". Ia mengatakan bahwa Hon Hai harus menghormati kesepakatan tersebut. Sebulan kemudian, pada 30 Maret 2016, kesepakatan itu diumumkan sebagai final dalam pernyataan pers bersama, tetapi dengan harga yang lebih rendah. 

        Pada 2016, Hon Hai bersama dengan Tencent dan dealer mobil mewah Harmony New Energy Auto, mendirikan Future Mobility, sebuah perusahaan rintisan mobil yang bertujuan untuk menjual mobil premium otonom sepenuhnya elektrik pada 2020. Unit Hon Hai, Foxconn Interconnect Technology, mengakuisisi Belkin International seharga 866 juta dolar AS pada 26 Maret 2018.

        Pada 2019 pendiri Hon Hai, Kuo Tai-ming mengundurkan diri sebagai pemimpin utama perusahaan. Alasannya, Kuo ingin mencalonkan diri sebagai presiden Taiwan. Namun Kuo pernah berjanji untuk menjadikan dirinya sebagai "harimau pemimpin Hon Hai" dengan dirinya tetap berada di jajaran dewan direksi perusahaan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: