Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NASA Siapkan Rp300 Juta Buat Perusahaan yang Mau Terbang ke Bulan

        NASA Siapkan Rp300 Juta Buat Perusahaan yang Mau Terbang ke Bulan Kredit Foto: Space.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) Amerika Serikat (AS) punya target untuk mendominasi Bulan; bertujuan mengajak perusahaan di sektor swasta untuk menjelajahi benda langit tersebut.

        Bahkan, NASA berniat memberi 'upah' kepada perusahaan swasta yang bersedia ke Bulan untuk menghimpun debu di sana.

        "Pada intinya, kami ingin mengambil sejumlah sampel tanah dari Bulan dan kami yakin itu dapat dilakukan," ujar Administrator NASA, Jim Bridenstine, dilansir dari Space, Jumat (11/9/2020).

        Baca Juga: Deadline Buat Jual TikTok Amerika Tinggal 4 Hari, Trump Ogah Perpanjang

        Baca Juga: Pembatasan Ekspor Teknologi China Ancam Bisnis Apple dkk di China

        Melalui unggahan blog resmi, Bridenstine menyebut, NASA meminta perusahaan swasta mengumpulkan 1,8-18 ons sampe tanah Bulan pada 2024. Penawaran itu berlaku untuk perusahaan AS ataupun asing.

        Berapa bayarannya? Keterangan resmi NASA berbunyi, "perusahaan yang bersedia mengikuti proyek ini bakal memperoleh uang sekitar 15 ribu dolar-20 ribu dolar AS (sekitar Rp225 juta-Rp300 juta)."

        Pembayaran awal hanya berjumlah 20%, sedangkan sisanya akan NASA bayar saat sampel dari Bulan sudah berhasil sampai di Bumi.

        "10% pembayaran awal kami bayarkan saat tanda tangan kontrak, 10% lagi setelah lepas landas ke Bulan," imbuh Bridenstine.

        Ini bukan kali pertama NASA ingin meluncurkan inisiasi pengumpulan material dari bulan. Pada 1969-1972, astronot dalam misi Apollo membawa debu seberat 382 kg. 

        Kali ini, proyek bertujuan memicu konsep penggalian dan pemanfaatan sumber daya Bulan. "MSaat ini kami mencoba membuktikan, sumber daya (di Bulan) bisa digali dan dimanfaatkan lewat transaksi perdagangan," jelas Bridenstine.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: