Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Alphabet, Konglomerat Holding Bentukan Google

        Kisah Perusahaan Raksasa: Alphabet, Konglomerat Holding Bentukan Google Kredit Foto: Unsplash/Arthur Osipyan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Alphabet Inc. dan Google tidak bisa dipisahkan. Sejarah panjang kedua raksasa tersebut berjalan beriringan. 

        Google dianggap memainkan peran penting dalam membentuk internet modern. Saat ini, cara kita menelusuri atau mencari sesuatu sebagain besar karena Google. Secara langsung atau tidak langsung memengaruhi jutaan orang dan jutaan kehidupan lainnya. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Exor Group, Induk Investasi dari Dinasti Italia

        Dominasi Alphabet belum terkalahkan. Terbaru pada 2019, perusahaan induk Google itu dilabeli sebagai pemimpin dunia dalam iklan digital. Di tahun yang sama pula, perusahaan menghasilkan pendapatan hampir 162 miliar dolar AS, meningkat lebih dari 18 persen dari tahun sebelumnya. Perusahaan juga sukses membukukan laba bersih senilai 34 persen. 

        Capaian tersebut menempatkan Alphabet di peringkat ke-29 dalam Global 500 milik Fortune. Nilai pasar perusahaan juga menjadi 1 triliun dolar AS. 

        Raksasa teknologi yang memiliki pamor luar biasa ini mempunyai kisah menarik. Kekuatan pondasi mereka dalam bisnis yang dijalani menjadi pelajaran yang bisa diambil banyak orang. 

        Warta Ekonomi pada kesempatan ini, Rabu (16/9/2020), akan menguraikan seperti apa perkembangan perusahaan raksasa  Alphabet menjadi artikel sebagai berikut. 

        Larry Page dan Sergey Brin mulai menunjukkan mesin pencari baru ciptaan mereka, Google, kepada para investor. Mesin pencari mereka bekerja memeringkatkan hasil pencarian berdasarkan tautan ke halaman individu, dan bukan kata kunci. Gebrakan besar itu mereka lakukan pada 1998. 

        Page dan Brin adalah lulusan Universitas Stanford, California, yang berhasil mengembangkan algoritma penelusuran tersebut. Google mereka dirikan di dalam sebuah garasi seorang teman bernama Sussan Wojwicki di Menlo Park, California, Amerika Serikat. 

        Google mengumpulkan 25 juta dolar AS dari firma modal ventura, Sequoia Capital, Kleiner Perkins Caufield & Byers, dan lainnya. Itu dikarenakan pada 1999, Page dan Brin gagal menjual rintisan baru mereka ke raksasa pencarian, Excite. Mereka pun ditolak oleh ketika meminta dana 1 juta dolar AS.

        Kemudian untuk mengawali proses restrukturisasi, Alphabet dibentuk sebagai anak perusahaan yang dimiliki langssung oleh Google. Sebagai gantinya, semua saham Google akan dialihkan ke Alphabet. Sebab itulah saham Alphabet masih diperdagangkan dengan simbol GOOG dan GOOGL. 

        Page dan Brin dengan Googlenya memiliki posisi dominan dalam restrukturisasi tersebut. Pada Oktober 2015, Alphabet dibentuk sebagai perusahaan mandiri. Tujuan utamanya adalah mengurangi beban kerja Google sampai batas tertentu.

        Alasan lainnya untuk menjadikan Google lebih bisa merangkul banyak sektor. Dan karena beban sudah berkurang, mesin pencari Google menjadi sangat mungkin untuk ditingkatkan. Pada dasarnya, Alphabet akan memudahkan mengelola perusahaan dengan menjalankan proyek lain secara terpisah.

        Pemilihan nama Alphabet dikarenakan atas dasar kesukaan makna rangkaian huruf yang membentuk bahasa. Alphabet juga berarti alpha-bet atau taruhan alpha sebagai imbal balik investasi yang selalu dikejar perusahaan.

        Larry Page yang saat itu menduduki kursi CEO harus digantikan posisinya oleh kepala divisi produk Google, Sundar Pichai, sedangkan Eric Schimdt menjadi pimpinan eksekutif. Sementara anggota utama lain terdiri atas nama-nama Sergey Brin (presiden), David Drummond (CLO), dan Ruth Porat sebagai CFO. 

        Meski berada di bawah Google, Alphabet juga merupakan induk dari beberapa perusahaan terkenal seperti Waymo, Verily, Nest Labs, Google Fiber dan juga banyak perusahaan lainnya. 

        Walaupun mayoritas bisnis terkait, seperti YouTube, Google Search, Maps, Cloud, dan Sistem Operasi Android masih di bawah naungan Google, Eric Schmidt ingin memperluas anak perusahaan itu. Ia sudah berspekulasi dan dibantu dengan popularitas dan kesuksesan Google, Alphabet dipastikan mengamankan bagian pasar yang dominan dengan mengubah transformasi bisnisnya.

        Selain mengambil sebagian dari beban yang sangat besar dari Google, restrukturisasi juga akan mengharuskan Alphabet untuk melewati sejumlah peraturan yang lebih kecil di negara-negara UE.  Dengan kata lain, untuk membantu perluasan  dan konsolidasi Google, peran Alphabet tampaknya cukup signifikan. 

        Alphabet memilih domain abc.xyz yang diperkenalkan pada 2014. Fitur utama dari website ini adalah Easter Egg yang juga merupakan logo.

        Pada awal 2016, Alphabet melampaui Apple sebagai perusahaan publik paling bernilai di dunia. Namun itu terjadi hanya dalam rentang 1-3 Februari sebelum akhirnya Apple menggali menggeser perusahaan tersebut.

        Menurut pakar, Apple sedang dalam keadaan kurangnya inovasi dan meningkatnya persaingan dengan China, sehingga Alphabet mampu mengalahkan raksasa itu meski dalam waktu singkat.

        Dua tahun setelah didirikan, laporan tahunan perusahaan menyebut 86 persen pendapatan Alphabet berasal dari iklan. Mayoritas didapatkan dari AdSense dan Google Ads serta iklan sejumlah merek produk.

        Dari jumlah tersebut, 53 persen berasal dari performa internasionalnya. Dengan demikian pendapatan total perusahaan sebesar 110,8 juta dolar AS dengan laba bersih mencpai 12,6 juta dolar AS. 

        Pada 2017 pula, Alphabet memimpin putaran Seri A senilai 71 juta dolar AS dengan Andreessen Horowitz dan 20th Century Fox.

        Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan keadaan pasar digital saat ini, Alphabet tampaknya akan menguasai dunia itu dalam rentang waktu yang sangat singkat. Tapi itu tetap untuk diputuskan oleh tren pasar masa depan yang akan datang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: