Pewaris House of Chanel adalah salah satu orang terkaya di dunia dan Eropa. Ialah Alain Wertheimer yang menurut perkiraan Forbes memiliki harta mencapai USD24,6 miliar (Rp365 triliun). Alain menjadi penerus brand mewah Chanel usai kematian sang ayah, Jacques Wertheimer pada tahun 1996.
Alain tak sendiri, ia bergelut dalam dunia mode ini dengan saudaranya Gerard Wertheimer. Merek mewah terkemuka House of Chanel didirikan bersama oleh kakeknya, Pierre Wertheimer berdiri pada tahun 1909, yang diwarisi ke ayahnya, Jacques.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Leonid Mikhelson, Oligarki Gas Alam Rusia
Sejak Alain dan Gerard mengambil alih bisnis keluarga pada tahun 1996, bisnis tersebut telah mencapai tingkat kesuksesan yang baru. Hingga hari ini, Chanel menjadi salah satu merek terkemuka yang terkenal dengan barang-barang mewah, pakaian hingga aksesoris mode.
Pria kelahiran Prancis tahun 1948 ini telah telah menjabat sebagai ketua dari House of Chanel. Ia bahkan telah mengawasi sejumlah akuisisi non-Chanel, termasuk Holland & Holland, Eres Lingerie dan Tanner Krolle.
Sebagai anak tertua dari dua bersaudara, Alain bertugas menangani bisnis, sementara saudaranya Gerard memimpin divisi jam tangan Chanel. Selain itu, ia juga berekspansi ke lini produk baru, termasuk jam tangan Chanel, sepatu, kosmetik, aksesori, dan pakaian bermerek.
Pada 1980-an, Alain memindahkan kantornya ke New York dan melakukan penetrasi bisnisnya di pasar AS. Sayangnya, pada tahun 1990-an, penjualan barang mewah berkurang secara signifikan dalam periode resesi global. Namun, Alain berhasil membangkitkan kembali pada pertengahan 1990-an. Penjualan pun pulih dan Alain terus memperluas lini produk dan rantai butiknya.
Saat ini, Alain telah membuka 25 toko Chanel di AS saja. Ia juga telah menargetkan membuka butik seluas 2.400 kaki persegi di Hong Kong.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Ray Dalio, Miliarder Firma Investasi Raksasa di AS
Kontribusi Alain di perusahaan rupanya tak hanya datang sejak ia mengambil alih penuh perusahaan. Pada 1974, Chanel sempat menghadapi penurunan penjualan parfum sehingga gerai penjualannya dikurangi dari sebelumnya 18.000 rak menjadi 12.000 rak di setiap gerai.
Bahkan, penjualan di Amerika Serikat (AS) menurun drastis. Kondisi tersebut otomatis menyumbat penjualan parfum. Alain tak tinggal diam, ia mengimbangi penurunan penjualan parfum dengan menginvestasikan jutaan dolar AS di bidang kosmetik.
Berbagai cara juga dilakukan Alain untuk mendongkrak penjualan parfum Chanel. Mulai dari menunjuk mendiang Marilyn Monroe menjadi ikon parfum Chanel pada era 1950-an. Tahun 2012 juga Alain menunjuk Audrey Tautou, aktris yang membintangi film The Da Vinci Code, sebagai ikon baru parfum Chanel. Hasilnya, penjualan parfum Chanel kembali meroket.
Dengan inovasi terbaik dalam pemasaran dan periklanan parfum, Alain telah menjadi pemimpin global dalam industri ini. Dia menghabiskan lebih banyak uang untuk iklan daripada perusahaan parfum lainnya, dan akibatnya menuai lebih banyak margin keuntungan di seluruh industri.
Banyak cara telah dilakukan Alain demi kesuksesan Chanel. Uniknya, mereka justru jarang menghadiri pembukaan butik Chanel atau acara Chanel lainnya. Mereka juga tidak pernah menggunakan nama mereka untuk iklan.
Alain juga terlihat jelas sebagai seorang bangsawan sejati. Terbukti dari hobi-hobi mewahnya. Mulai dari berkuda, mengoleksi seni dan anggur berkualitas. Dia bahkan memiliki sejumlah kebun anggur Prancis, termasuk Kanon Prancis & Istana Saint Emilion, dan Rauzan Segla dari Margaux.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Vladimir Lisin, Oligarki Baja Rusia yang Punya Banyak Gelar
Selain itu, kudanya bahkan telah memenangkan Breeders ’Cup & Royal Ascot dan French Derby. Koleksi seninya termasuk mahakarya Matisse dan Picasso.
Tak hanya suka hura-hura dengan hobi mewah, Alain dan saudaranya juga sering dilaporkan menyumbang ke berbagai badan amal dan organisasi yang mendukung kegiatan konservasi dan sosial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: