Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cukup Individu, Korporasi Wajib Jalankan Bisnis Ramah Lingkungan

        Tak Cukup Individu, Korporasi Wajib Jalankan Bisnis Ramah Lingkungan Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan penelitian independen yang dilakukan NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), 2019 merupakan tahun terpanas kedua dengan suhu rata-rata global sebesar 1,8 derajat fahrenheit atau setara dengan 0,98 derajat celcius, sangat meningkat jika dibandingkan dengan suhu rata-rata global di abad ke-20.

        Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca dan emisi karbon yang naik 2% dari 2018. Peningkatan angka emisi karbon tersebut yang tercepat selama tujuh tahun terakhir.

        Perubahan iklim bumi yang semakin tidak menentu dan pemanasan global yang semakin parah telah memanggil aktivis lingkungan untuk segera mengambil aksi. Namun, aktivis lingkungan saja tidak cukup, dibutuhkan lebih banyak individu dan badan usaha yang sadar akan kesehatan bumi.

        Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket 6,2% Tahun Depan

        Baca Juga: Pekan Ketiga September, BI Perkirakan Deflasi 0,01%

        Perubahan ke gaya hidup yang lebih ramah lingkungan telah banyak diterapkan oleh individu untuk membantu menyelamatkan bumi. Bank DBS Indonesia percaya tidak hanya individu, namun korporasi juga memiliki peran penting dalam mendukung berjalannya gaya hidup ramah lingkungan. 

        Dalam acara bersama Inspigo bertajuk Shift Happens–Simple Step to Shift into Sustainable Lifestyle, Bank DBS Indonesia berbagi bagaimana korporasi khususnya industri perbankan berpartisipasi dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta memberikan dampak sosial terhadap masyarakat.

        "Bank DBS memiliki program yang disebut special interest, di mana Bank DBS akan memberikan loan atau pinjaman ke suatu bisnis yang ingin beralih ke usaha yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi jejak karbon dalam bisnisnya. Tidak hanya bisnis yang ramah lingkungan, namun bisnis yang mampu memberikan dampak sosial terhadap masyarakat atau wirausaha sosial, Bank DBS akan bantu," ujar Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia di Jakarta, Jumat (18/9/2020).

        Dia menyebutkan, usaha Bank DBS Indonesia yang lain dalam menjalankan agenda sustainability adalah menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, yaitu dengan mengelola sampah di kantor Bank DBS.

        "Kegiatan ini dilakukan Bank DBS Indonesia dengan bekerja sama dengan wirausaha sosial agar sampah-sampah dari kantor Bank DBS Indonesia dapat terdaur ulang dengan baik. Bekerja sama dengan wirausaha sosial juga merupakan bentuk usaha Bank DBS untuk menciptakan dampak sosial yang baik," ungkapnya.

        Melalui  DBS Foundation yang didirikan sejak 2004, Bank DBS berupaya untuk membantu para wirausaha sosial agar dapat mengembangkan kesejahteraan dan memberikan dampak sosial lebih besar terhadap masyarakat dengan memberikan program dana hibah setiap tahunnya.

        "Semakin banyak wirausaha sosial yang muncul, semakin banyak pula masalah sosial yang bisa ditangani," jelas Mona. Ia melanjutkan, "kita juga membantu para pengusaha ini; startup dan perusahaan lain, untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia sekaligus mengatasi masalah sosial."

        Bank DBS Indonesia juga menginisiasi gerakan #MakanTanpaSisa yang merupakan kelanjutan dari kampanye Live more, Waste less. #MakanTanpaSisa adalah gerakan untuk mengurangi sampah makanan dan sebuah upaya untuk menyebarkan kebaikan kepada mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan makanan dan asupan nutrisi yang baik akibat pandemi.

        "Kalau soal lingkungan banyak orang yang hanya berpikir tentang pemakaian plastik yang berlebihan. Satu hal yang mereka tidak sadari, sampah sisa makanan yang dibuang akan menumpuk dan akan menghasilkan gas metana yang pada akhirnya memperburuk pemanasan global, berangkat dari kepedulian inilah kami menginisiasi gerakan ini," jelas Mona.

        Sejak tiga tahun lalu, Bank DBS mulai menerapkan agenda sustainability dengan membentuk sustainability council di seluruh market Bank DBS di Asia. Sebagai bank komersial, Bank DBS sadar akan risiko sosial dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan dalam menggerakkan ekonomi. Agenda sustainability tersebut diformulasikan sebagai dasar dari tanggung jawab Bank DBS sebagai korporasi dan dengan harapan dapat mengurangi risiko sosial dan lingkungan.

        Tiga pilar yang dipegang oleh Bank DBS dalam menerapkan sustainability adalah responsible banking, responsible business practices, dan creating social impacts. Dalam menjalankan responsible banking, Bank DBS bersedia membantu individu atau suatu bisnis yang hendak menerapkan prinsip ESG dalam bisnis mereka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: