Disuruh Jokowi Taklukkan Corona dalam 2 Pekan, Eh Luhut Masih Garap Lahannya Prabowo
Di masa pandemi ini, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan benar-benar sibuk. Selain harus ngurusin investasi dan kemaritiman, dia mendapat tugas maha penting dari Presiden Jokowi: menjinakkan Corona dalam waktu dua pekan. Namun, di saat lagi berjibaku dengan Corona, dia juga masih sempet nanganin urusan senjata yang merupakan lahan garapan Menhan Letjen (Purn) Prabowo Subianto. Baca Juga: Diragukan Bisa Lawan Corona, Luhut Damprat Kelompok yang Nyinyir: Diam..!
Hampir seminggu tugas penurunan kasus Corona di sembilan provinsi diemban Luhut. Kesembilan Provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara dan Papua. Baca Juga: Luhut Bilang 2 Bulan Lagi Masa Kritis Covid Berakhir, PKS: Eits, Jangan Cepat Senang
Di hari pertama usai ditunjuk Jokowi, Senin (14/9) Luhut langsung mengumpulkan Gubernur. Ada empat Gubernur yang hadir yaitu Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Ada tiga tugas yang diberikan Presiden kepada Menko Kemaritiman dan Investasi itu. Pertama, penurunan kasus harian; kedua, peningkatan recovery rate atau angka kesembuhan dan ketiga, penurunan mortality rate atau angka kematian. “Presiden perintahkan dalam waktu dua minggu,” ucap Luhut, waktu itu.
Di hari kedua, Luhut sarasehan virtual dengan 100 ekonom. Di pertemuan itu, ia kembali bicara hilirasi nikel, baterai lithium dan mobil listrik sebagaimana biasanya.
Lalu bagaimana nasib lima provinsi lain yang juga ditarget Presiden turun kasus Coronanya? Luhut baru mengumpulkan Gubernur dari lima provinsi ini, Rabu (16/9). Selain Gubernur, Kapolda dan Pangdam dari masing-masing provinsi juga dihadirkan. Di hari itu, Luhut juga masih nyambi ngurusin UMKM.
Setelah empat hari mengemban tugas Corona dari Presiden, Luhut masih bisa ngurusin pesawat tempur yang menjadi Tupoksi Prabowo. Luhut diketahui bertemu dengan pejabat Pentagon James Anderson, Kamis (17/9) lalu.
“Betul mas, diterima di kantor Menko Marvest,” kata Juru Bicara Menko Marvest Jodi Mahardi, ketika dikonfirmasi Rakyat Merdeka, tadi malam.
Kepada pejabat pertahanan AS itu, Luhut sempat mengutarakan kekecewaannya. Karena, jet tempur yang dijual ke Indonesia kalah canggih dengan yang dijual ke Singapura. Meskipun di hari itu, Luhut juga masih sempat memimpin Rakor Pengendalian Corona secara virtual.
Kemarin, Luhut juga ikut ngurusin persoalan sampah. Baru malam harinya, pukul 18 WIB, ia menyapa wartawan secara virtual membahas penanganan Covid. “Target dua minggu ke depan ada beberapa hal yang kita sudah coba rumuskan,” ungkapnya.
Pertama, sebut Luhut, mendorong masyarakat agar lebih mematuhi protokol kesehatan. Kedua, menurunkan penambahan jumlah kasus positif harian. Ketiga, meningkatkan persentase kesembuhan. Keempat, menurunkan persentase kematian, dan kelima menurunkan kasus kematian. ”Ini sedang jalan,” jelasnya, tadi malam.
Lalu apa hasilnya? Berdasarkan data yang di-update BNPB, kasus positif harian di empat provinsi cenderung meningkat, setelah 5 hari Luhut mengemban tugas. DKI Jakarta misalnya. Dari 879 kasus positif harian di 14 September menjadi 1.258 kasus kemarin. Jatim, dari 343 kasus, naik menjadi 485 kasus. Sementara Jawa Barat, dari 203 kasus menjadi 341 kasus dan Jateng dari 171 kasus naik menjadi 198 kasus.
Sementara di lima provinsi lain, turun. Sumut, dari 94 kasus positif harian di 14 September lalu menjadi 20 kasus kemarin. Papua dari 96 kasus turun menjadi 58. Kalsel dari 141 kasus menjadi 25 kasus, Sulsel dari 185 kasus turun ke 159 kasus dan Bali dari 86 kasus menjadi 51 kasus.
Menanggapi seabrek garapan Luhut, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengaku prihatin. Ia tidak yakin target penanganan Corona yang diberikan ke Luhut tercapai dalam dua minggu.
“Saya heran sama pak Presiden. Kasihan sama Pak Luhut. Pak Luhut sudah tua,” kata Agus, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Namun, Agus meyakini ada alasan tertentu kenapa Presiden kerap meminta Luhut turun tangan menangani masalah di luar bidangnya. Antara lain, karena Presiden menganggap Luhut sebagai sosok pendobrak atau destroyer dan to the point.
“Kan sudah ada Perpresnya masing masing kementerian. Tanggung jawab, tugasnya apa. Ya itu dikerjakan. Masak menteri ngumpet semua,” tandasnya.
Sementara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Dany Amrul Ichdan mengatakan, Presiden punya gaya kepemimpinan yang lincah dan adaptif. “Dalam manajemen penanganan pandemi, kecepatan dan kelincahan pengambilan keputusan adalah yang terutama,” kata Dany, tadi malam.
Tidak heran jika manajemen penanganan Corona terkesan cepat berubah-ubah. Mulai dari pembentukan Gugus Tugas, lalu menjadi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Kemudian, tiba-tiba Luhut ditunjuk untuk memimpin penurunan kasus Corona di sembilan provinsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil