Emiten energi terbarukan PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) telah menggelar acara Keterbukaan Informasi atau Public Expose pada Selasa, 22 September 2020, di Jakarta, yang digelar melalui jalur daring.
Keterbukaan Informasi ini digelar sebagai bagian dari rangkaian program kegiatan JSKY untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan right issues pada 2 Oktober 2020, pekan depan. Baca Juga: Tawarkan Saham Baru, JSKY Targetkan Tambahan Modal Rp99,59 M
Adapun agenda dalam Keterbukaan Informasi ini di antaranya pemberitahuan rencana JSKY untuk menggelar RUPSLB dan melaksanakan right issues, pemaparan perkembangan bisnis, keuangan, dan program kerja ke depan dari perseroan, pemaparan program perluasan pabrik panel surya dan operasional pabrik baru, dan pengumuman direksi JSKY kini telah ditunjuk menjadi Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Solar Modul Indonesia (APAMSI).
Diikuti oleh lebih 90 peserta dari berbagai kalangan. Dalam acara Keterbukaan Informasi ini, direksi JSKY memaparkan rencana JSKY untuk melakukan penambahan modal perseroan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issues.
Selain itu, Perusahaan pioner teknologi panel surya di Indonesia, PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY), berkomitmen mendukung program kerja pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh wilayah Indonesia.
"Kami telah berhasil membangun beberapa PLTS di berbagai daerah dengan teknologi paling mutakhir. Di antaranya PLTS Pulau Karampuang, di Sulawesi Barat, dan PLTS Terapung Bifacial di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Sehingga kami siap mendukung program pemerintah untuk mengembangkan pemanfaatan energi surya melalui PLTS," ujar Firsky Kurniawan, Sekretaris JSKY, dalam keterangan tertulisnya, Rabut (23/9/2020).
Sebelumnya, seperti yang diberitakan beberapa media, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris Yahya, menyampaikan rencana pemerintah untuk mendorong pemanfaatan energi surya melalui pembangunan PLTS. Untuk memenuhi target pemerintah bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebanyak 23% dari konsumsi energi nasional hingga tahun 2025.
Terhadap program kerja Kementrian ESDM ini, menurut Firsky Kurniawan, JSKY telah menyatakan komitmen dan siap mendukung baik dalam penyediaan panel surya maupun teknologi PLTS untuk kesuksesan pelaksanaannya. Saat ini, JSKY telah mempunyai pabrik produksi panel surya sendiri, dan sedang melakukan perluasan pabrik di Cisalak, Bogor.
Menurut Firsky Kurniawan, teknologi PLTS Terapung Bifacial yang dibangun pihaknya sebagai proyek percontohan di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, misalnya, bisa diterapkan di berbagai proyek yang sedang direncanakan pemerintah. Karena sangat efisien, bersih, dan murah dalam investasi karena minim pemanfaatan lahan. Teknologi PLTS Terapung Bifacial cocok dibangun di atas dam dan waduk seperti rencana pembangunan PLTS Cirata, di Jawa Barat.
Pemerintah melalui PLN mempunyai rencana membangun PLTS Terapung alias floating PV power plant berkapasitas hingga 145 Megawatt di Waduk Cirata, Jawa Barat. Proyek yang rencananya akan dimulai awal 2021 itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik PLN yang terus meningkat. Teknologi ini (PLTS Terapung Bifacial) cocok dan tepat untuk diterapkan pada rencana proyek tersebut.
“Sebagai perusahaan anak bangsa, JSKY sudah siap berkontribusi pada proyek tersebut dengan dukungan kemampuan produksi solar panel double glass dan teknik pengapungan. Bahkan, Solar panel produksi kami sudah mendapatkan sertifikasi produk nasional ataupun internasional,” tambah Firsky.
Pada forum tersebut juga disampaikan, JSKY berencana menerbitkan saham baru sebanyak 199.188.920 lembar dengan harga penawaran pada pelaksanaan sebesar Rp 500 per lembar, dengan harga nominal Rp 50 per lembar. Penerbitan saham baru ini akan diikuti dengan penerbitan waran sebanyak-banyaknya 707.120.666 dengan harga pelaksanaan waran Rp 650 dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor kepada para pemegang saham melalui mekanisme penawaran umum terbatas dengan HMETD. Untuk melaksanakan right issues ini, direksi akan meminta persetujuan para pemegang saham melalui RUPSLB pada 2 Oktober 2020 pekan depan.
Menurut direksi, penambahan modal perseroaan yang didapat melalui right issues ini, salah satunya akan digunakan untuk memperkuat modal perseroan dalam program perluasan pabrik solar modul milik JSKY, di Cisalak, Bogor. Saat ini permintaan ekspor solar modul JSKY terus meningkat, dengan permintaan pasar dari Jepang, Singapura, Jerman, Finlandia, Kanada, dan Amerika Serikat. Permintaan pasar ekspor masih tinggi, sehingga perluasan pabrik tidak bisa ditunda, tutup Firsky Kurniawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil