Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ngutang Lagi, Ngutang Terus, Sri Mulyani Kantongi Rp158,65 Triliun dari ADB

        Ngutang Lagi, Ngutang Terus, Sri Mulyani Kantongi Rp158,65 Triliun dari ADB Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asian Development Bank (ADB) telah mengesahkan strategi kemitraan negara 2020-2024 untuk Indonesia, yang ditujukan guna menjalankan serangkaian dukungan finansial dan solusi melalui operasi sektor pemerintah dan swasta ADB.

        Serta pengetahuan teknis, agar dapat mengatalisasi investasi, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan membantu Indonesia agar bangkit lebih kuat lagi selepas pandemi penyakit virus korona (Covid-19).

        Dalam kerja sama ini, ADB memberikan pinjaman kepada pemerintah Indonesia yang diperkirakan akan mencapai US$10,7 miliar (sekira Rp158,65 triliun) pada periode 2020–2023.

        Baca Juga: Utang Berkembang Biak 143,4%, Sri Mulyani Curhat: Beban Kita Luar Biasa Berat

        Baca Juga: Utang Pemerintah Bengkak Rp693,6 Triliun, Sri Mulyani Teriak: Butuh Biaya Besar

        Operasi negara ADB akan berupaya memobilisasi pembiayaan bersama (cofinancing) dari mitra pembangunan dan investasi dari sektor swasta, guna membantu pemerintah merespons naiknya kebutuhan keuangan di tengah pandemi Covid-19.

        Menanggapi ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pinjaman ini akan digunakan dalam mengantisipasi dampak Covid-19 di Indonesia.

        "Kami sangat menghargai dukungan kuat ADB pada Indonesia yang sudah berlangsung lama, terutama kecepatan respons ADB, serta komunikasi yang erat dan aktif dengan pemerintah selama pandemi Covid-19," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (23/9/2020).

        Dia melanjutkan strategi kemitraan ini memosisikan ADB sebagai mitra penting yang membawa solusi inovatif terhadap tantangan pembangunan yang kompleks.

        "Kami menyambut baik fokus ADB pada pembangunan yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: