Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah, juga adanya travel ban dari beberapa negara membuat industri penerbangan memiliki tantangan yang cukup berat.
Presiden Direktur Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerapkan beberapa kiat agar bisnis di bandara tetap terkelola dengan baik.
Baca Juga: Angkasa Pura I Prediksi Trafik Penumpang Kembali Pulih di Tahun 2023
"Angkasa Pura II ini tidak bisa diam karena kalau kami diam dengan situasi hantaman yang sangat keras seperti ini, kami hanya bisa menunggu nasib. Kami lakukan dengan berbagai kiat bisnis," ujar Awaluddin dalam dialog industri Bandara Aman, Perjalanan Nyaman, Kamis (1/10/2020).
Awaluddin mengatakan, adapun kiat-kiat bisnis yang dimaksud oleh Awaludin adalah pihaknya tidak berhenti berinovasi dan mengembangkan bisnis optimis inisiatif dengan mengembangkan 3 hal yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19.
"Yaitu 1 April langsung kami canangkan ada tiga hal besarnya: Pertama, apa yang disebut dengan fokus kami di aspek-aspek cost leadership. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam aspek cost leadership," kata Awaluddin.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tidak boleh malu-malu dalam melakukan optimalisasi infrastruktur untuk fasilitas bandara. Awaluddin menuturkan, meskipun demand pesawat terbang saat ini rendah, pihaknya tetap membuka 4 subterminal agar industri penerbangan bisa mengoptimalkan cost saving.
"Kalau saya sebut dalam angka, sejak Januari dengan kondisi saat ini cost-leadership Angkasa Pura II per September kini kita bisa menyimpan kurang lebih sekitar Rp1,7-Rp1,8 triliun yang bisa kami saving dari alokasi. Ini yang disebut bagian dari bagian cost leadership," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan Capex. Program Capex Angkasa Pura II langsung melakukan penyesuaian. Tidak tanggung-tanggung, yang seharusnya pada 2020 Capex kurang lebih Rp7,8 triliun dilakukan penyesuai menjadi Rp712 miliar saja.
"Kami lakukan lakukan capex efisiensi. Dilakukan pengurangan dan hampir 90 persen lebih sehingga hanya sekitar RP 712 miliar saja. Yang kami fokuskan di situ capex-capex yang multi years yang memang harus jalan dari periode tahun sebelumnya," ujar Awaluddin.
Demikian, kiat lainnya yaitu Angkasa Pura II menjaga dan memonitor cash flow. Sebab, cash flow selama pandemi ini merupakan suatu hal yang mandatory, di mana banyak korporasi lain yang berjuang menjaga cash flow agar tetap stabil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: