Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia: Raja Minyak Sawit Dunia yang Merajai Kontribusi Sertifikasi RSPO

        Indonesia: Raja Minyak Sawit Dunia yang Merajai Kontribusi Sertifikasi RSPO Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sistem sertifikasi berkelanjutan baik skala nasional maupun internasional menjadi bukti tersurat bahwa industri perkebunan kelapa sawit telah berkomitmen untuk menciptakan kegiatan operasional perkebunan hingga produk akhir yang juga berkelanjutan.

        Lembaga sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebagai salah satu organisasi nirlaba internasional, mendorong semua kalangan untuk mencegah deforestasi sebagai dampak pengembangan sawit, tidak memperkenankan penanaman sawit di lahan gambut, tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, serta adanya proteksi pekerja dan hak asasi manusia hingga upah yang layak untuk pekerja. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 4.866 anggota telah bergabung dalam RSPO yang tersebar di 13 negara di dunia.

        Baca Juga: Optimalisasi Pelatihan dan Penyuluhan bagi Petani Sawit

        Sebagai provinsi dengan penguasaan lahan sawit terluas di Indonesia, lahan perkebunan kelapa sawit di Riau yang sudah bersertifikat RSPO per Agustus 2020 tercatat mencapai 416.860 hektare. Senior Manager Global Community Outreach and Engagement RSPO, Imam Akhmad El Marzuq, mengatakan, "Riau sebagai salah satu sentra produksi sawit di Indonesia memiliki porsi yang sangat strategis."

        Di Riau, produksi CPO yang bersertifikat atau Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) mencapai 1.757.635 MT; produksi Palm Kernel Oil (PKO) mencapai 423.644 MT; dan produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang telah tersertifikasi RSPO tercatat sebanyak 7.973.023 MT. Sementara itu, terdapat 13 grup perusahaan dan 43 pabrik kelapa sawit di Riau yang telah memegang sertifikat RSPO.

        Dari sisi sertifikasi kebun petani, Riau memberikan kontribusi yang tinggi untuk petani plasma dan petani swadaya. Data RSPO mencatat sebanyak 34.844 petani sawit plasma dengan 75.106 hektare luas lahan sawit sudah memperoleh sertifikat RSPO. Selanjutnya, 1.733 hektare lahan sawit petani swadaya, 905 individu petani, dan 38.328 ton produksi TBS pekebun swadaya sudah bersertifikat RSPO.

        Pada tahun 2019, total petani sawit swadaya dan plasma di Indonesia yang sudah memperoleh sertifikat RSPO yakni sebanyak 5.130 orang, sedangkan di Malaysia hanya 553 orang dan Thailand 2.132 orang. Secara global, lahan sawit di dunia yang sudah bersertifikat RSPO mencapai 4,41 juta hektare dengan produksi minyak sawit 16,49 juta MT. Indonesia menyumbang 57 persen dari total produksi dan 51 persen dari luas lahan yang bersertifikat RSPO.

        Lebih lanjut Imam mengatakan, "Intervensi pemerintah juga berpengaruh, pemerintah Indonesia dan Malaysia sesama produsen besar punya kebijakan yang berbeda-beda terkait lockdown misalnya. Industri pun menyikapi dengan menerapkan protokol Covid-19 secara ketat pada operasional lapangan, efisiensi terkait pengeluaran biaya produksi yang bersifat tidak langsung, dan rasio PHK pekerja masih dalam skala minimal."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: