Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Guyur Rp30 Triliun, Apa Kabar Penyaluran Kredit PEN Bank Himbara?

        Pemerintah Guyur Rp30 Triliun, Apa Kabar Penyaluran Kredit PEN Bank Himbara? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menggenjot pemulihan ekonomi Indonesia yang tertekan oleh pandemi Covid-19, salah satunya yaitu menggelar program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Tujuan utama dari PEN ialah melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha, termasuk di dalamnya UMKM

        Bentuk atau realisasi atas program termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2020 tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. Sesuai bunyi PMK, melalui PEN, pemerintah menempatkan triliunan rupiah dana ke bank umum, termasuk di dalamnya adalah empat bank dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 

        Baca Juga: Kredit Macet Bank BUKU IV Bengkak, Siapa yang Paling Parah?

        Secara keseluruhan, pemerintah menempatkan dana PEN senilai Rp30 triliun ke Himbara. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) masing-masing menerima Rp10 triliun dari dana PEN Himbara. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masing-masing menerima dana PEN sebesar Rp5 triliun.

        ”Untuk dana pertama ini kita tetapkan Rp30 triliun yang disampaikan atau ditetapkan untuk ditempatkan di Bank-bank Himbara tersebut. Dan masing-masing tentu akan kemudian menyampaikan apa rencana untuk penggunaan dana tersebut di dalam rangka pemulihan sektor riil-nya,” pungkas Menkeu, Sri Mulyani, sebagaimana dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Jakarta.

        Lantas, bagaimana kabar terbaru penyaluran kredit dana PEN dari masing-masing bank Himbara? Simak rangkumannya berikut ini.

        1. Bank Mandiri - Rp10 Triliun

        Bank Mandiri memimpin Himbara dengan nilai penyaluran kredit dana PEN terbesar di antara tiga bank lainnya. Sampai dengan pertengahan September 2020 lalu, Bank Mandiri menyalurkan kredit PEN senilai Rp35,61 triliun. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp30 triliun.

        Baca Juga: Wow, Bukarumah dari Bukalapak dan Bank Mandiri Diserbu 12 Ribu Orang per Hari

        Puluhan triliun rupiah kredit tersebut disalurkan kepada 98.271 debitur. Dalam keterangan resmi, Plt. Dirut Bank Mandiri, Hery Gunady, menyebutkan bahwa sebagian besar penerima kredit adalah pelaku UMKM dengan nilai penyaluran mencapai Rp15,78 triliun. Pihaknya pun berkomitmen untuk terus meningkatkan penyaluran kredit sehingga roda perekonomian dapat bergerak.

        "Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran kredit guna mendorong pergerakan perekonomian Indonesia dengan menguatkan juga segmen UMKM," pungkasnya dikutip pada Senin, 5 Oktober 2020.

        Walau tak merinci nilainya, Hery mengungkapkan bahwa Bank Mandiri menyalurkan kredit PEN ke sejumlah sektor lain, yakni meliputi sektor pertanian, fast moving consumer goods, jasa, perdagangan, termasuk juga sektor padat karya. Hal itu dilakukan untuk membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional.

        Keberhasilan mencapai penyaluran kredit di atas target tidak terlepas dari inisiatif Bank Mandiri yang kini kian mempermudah dan memperluas akses permodalan kepada para pelaku UMKM melalui platform Mandiri Pintar. Lewat platform tersebut, pengajuan kredit mikro untuk segmen UMKm dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, hanya butuh waktu 15 menit. 

        "Kami berharap langkah ini mampu memperkuat peran UKM sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia," sambut Hery.

        2. BRI - Rp10 Triliun

        Sama halnya dengan Bank Mandiri, BRI juga menerima dana dari pemerintah sebesar Rp10 triliun. BRI diharapkan dapat menyalrkan kredit tiga kali lipat dari total dana PEN tersebut. Kabar baiknya, target tersebut sudah dicaai oleh BRI sejak Agustus 2020 lalu. 

        Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa sampai dengan Agustus, BRI meyalurkan kredit senilai Rp30 triliun kepada 716.815 nasabah. Mayoritas atau setara 56% dari kredit tersebut disalurkan kepada nasabah lama BRI (eksisting), sedangkan 44% sisanya disalurkan kepada nasabah baru. Jika dibedah berdasarkan segmennya, usah mikro menjadi yang paling mendominasi, yakni sebesar 70%, sedangkan 30% lainnya adalah segmen usaha kecil.

        "Alhamdulillah, sejak tanggal 25 Juni hingga 7 Agustus (selama 1,5 bulan) sudah mencapai angka Rp 30 triliun. Jadi, tepatnya adalah pertama kali mencapai angka Rp 30 triliun kredit yang disalurkan menggunakan dana 10 triliun deposito pemerintah dicapai pada jam 11.30 WIB. Dan itu di salurkan kepada 716 815 orang nasabah," ungkap Sunarso pada 19 September 2020 lalu.

        Lebih lanjut, Sunarso memberi tanggapan perihal dominasi nasabah eksisting sebagai penerima kredit. Menurutnya, penyaluran kredit kepada nasabah eksisting bukan suatu hal yang dilarang. Sebab, mereka pun menjadi pihak yang membutuhkan bantuan kredit modal untuk bisa bangkit kembali dari Covid-19.

        "Para pelaku UMKM membutuhkan tambahan modal kerja supaya tidak melakukan PHK karyawannya. Itu yang jadi prioritas penyaluran kredit PEN ini," katanya lagi.

        3. BNI - Rp5 Triliun

        Bank pelat merah berikutnya yang menerima dana PEN adalah BNI. Bank pimpinan Royke Tumilaar itu menerima penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp5 triliun, Dari jumlah tersebut, paling tidak BNI diharapkan dapat menyalurkan kredit hingga Rp15 triliun.

        Dirut BNI, Royke Tumilaar, menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini BNI sudah menyalurkan kredit sebesar 16,39 triliun atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Seluruh kredit PEN itu disalurkan kepada 63.573 debitur. 

        Dikatakan Royke, sebagian besar kredit disalurkan ke segmen usaha kecil dengan nilai Rp10,75 triliun yang terdiri atas 63.530 debitur. Adapun sisanya, disalurkan kepada pelaku usaha menengah dengan nilai Rp812 miliar yang terdiri atas 20 debitur. Bukan cuma itu, BNI juga tercatat menyalurkan kredit ke segmen korporasi dengan nilai Rp4,82 triliun untuk 16 debiturnya. Sektor padat karya, ungkap Royke, masih menjadi prioritas BNI dalam menyalurkan kredit.

        "Sektor-sektor yang menjadi tujuan ekspansi kredit kecil dan menengah adalah perdagangan, pertanian, jasa, industri pengolahan, konstruksi, pengangkutan, listrik dan air, dan pertambangan," pungkasnya seperti dilansir dari Katadata.

        Royke merincikan, porsi penyaluran kredit dari masing-masing sektor meliputi perdagangan 40%, pertanian 27%, jasa 19%, industri pengolahan 9%, konstruksi 3%, pengangkutan 2%, pertambangan 0,1%, serta listrik gas, dan air sebesar 0,1%.

        4. BTN - 5 Triliun

        Sampai dengan akhir Agustus 2020, BTN sudah menyalurkan kredit sebesar Rp9,42 triliun dari program penempatan dana pemerintah yang diterima sebesar Rp5 triliun. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi menjadi yang paling mendominasi, yakni mencapai Rp3,13 triliun yang diberikan peada 22,45 ribu kreditur. 

        Sementara itu, penyaluran kredit KPR untuk nonsubsidi nilainya mencapai Rp2,46 triliun untuk 9,66 ribu debitur. Lebih lanjut, BTN juga telah menyalurkan kredit PEN dalam bentuk kredit komersial sebesar Rp1,81 triliun kepada 1,96 ribu debitur. Berikutnya diikuti oleh kredit BUMN senilai Rp2,02 triliun yang terdiri atas 22 debitur.

        Dirut BTN, Pahala Mansury, menilai bahwa program PEN yang digagas pemerintah ini membantu penurunan tingkat bunga di pasar. Beberapa waktu lalu, ia mengatakan telah mendapat tambahan penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp5 triliun. Dengan demikian, BTN secara keseluruhan menerima dana dari program PEN sebesar Rp10 triliun.

        Di bawah kepemimpinannya, BTN berkomitmen untuk dapat mencapai target penyaluran kredit tiga kali lipat dari dana yang diterima, yakni sebesar Rp30 triliun. Hal itu dilakukan dengan tetap menerapkan kehati-hatian dalam proses penyaluran kredit.

        "Dalam merealisasikan penyaluran kredit Bank BTN tetap memegang prinsip kehati-hatian agar rasio kredit bermasalah terjaga dan debitur juga tidak terbebani dengan cicilan di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: