Wartawan senior, Asyari Usman, mengungkapkan alasan Politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, selalu menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ia menduga aksi Ferdinand tersbut lantaran dirinya sedang mencari perhatian Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan posisi tertentu di pemerintahan. Baca Juga: Anisa Bahar ke Anies Baswedan: Cabut PSBB Ketat!
"Tampaknya, Ferdinand sudah lelah fisik dan mental berkeliaran tanpa kejelasan masa depan. Di partainya dia sudah lama diabaikan. Kalau Bung Anies kan sudah sangat jelas ke mana beliau akan melangkah selanjutnya. Sementara Ferdinand luntang-lantung terus tanpa prospek," tulis Asyari Usman dikutip dari akun Facebooknya, Senin (5/10/2020).
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa di masa pelemahan ekonomi seperti saat ini maka salah satu cara yang manjur untuk mendapatkan pekerjaan adalah dengan mencaki-maki Gubernur Anies Baswedan. Apalagi, ujarnya, caci makiannya radikal seperti yang dilakukan Ferdinand.
"Saya kurang tahu bagaimana cara menyampaikan permintaan kepada rezim agar memberikan hadiah kepada politisi yang suka ngawur dan sering tak stabil itu," ucap Asyari.
Baca Juga: Buruh Ancam Mogok Kerja, Poyuono: Otomatis, Gara-Gara PSBB Ala Anies Baswedan
"Mestinya adalah job yang bisa dikasihkan ke dia. Entah itu, jabatan komisaris atau posisi lain di tim buzzer, misalnya. Yakinlah, dia akan makin keras menggonggong kalau sudah ada posisi puluhan juta per bulan. Potensial sekali beliau ini," sindirnya.
Teranyar, Ferdinand Hutahaean menyampaikan kritik menohok terkait wacana penduetan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang disandingkan dengan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Ia menyampaikan sindiran tersebut dalam akun Twitter miliknya @ferdinandhaean3. Baca Juga: Tokoh Papua Bersuara Lantang: Anies Baswedan Simbol Pemersatu, Bukan Perlawanan!
"Orang gagal bagaimana mau bisa dahsyat?" cetusnya.
Kritik Ferdinand ini sendiri disampaikan setelah pakar hukum tata negara Refly Harun menilai akan dahsyat jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dipersatukan sebagai simbol perlawanan dari rezim saat ini.
Menurut Refly yang mengulas berita SINDOnews berjudul Gatot Nurmantyo Berpotensi Ambil Alih Peran Prabowo di Politik, ada ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo Subianto yang kini merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo, sejauh ini Anies Baswedan yang mengisi. Banyak sekali pendukung Prabowo yang kecewa kemudian menjagokan Anies Baswedan yang dianggap sekarang sebagai simbol perlawanan the establishment rezim Jokowi," kata Refly dalam channel YouTube Refly Harun, Minggu (4/10/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil