Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot anggaran infrastruktur di sejumlah daerah. Upaya ini dilakukan untuk menggerakkan roda perekonomian nasional di masa pandemi Covid-19.
Tercatat hingga 4 Oktober 2020, PUPR telah merealisasikan Rp52,08 triliun atau sebesar 60% dengan progres fisik 60%. Infrastruktur yang dibangun antara lain pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata. Selain itu, PUPR melakukan perbaikan rumah masyarakat berpenghasilan rendah.
Baca Juga: PUPR Tawarkan Dua Proyek Infrastruktur kepada Investor
"Pada masa pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat dari turunnya investasi, demikian juga ekspor impor, sehingga satu-satunya yang menunjang pertumbuhan ekonomi adalah belanja pemerintah salah satunya adalah belanja infrastruktur," kata Menteri PUPR Basuki beberapa waktu lalu.
Untuk mitigasi dampak Covid-19, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp12,32 triliun. Program tersebut di antaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya.
Selain itu, PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,36 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa perluasan Program Padat Karya berupa revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 km dengan anggaran Rp1 triliun dan pembelian produk rakyat berupa material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 ton sebesar Rp200 milar.
Berikutnya, modular RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) sebanyak 4.700 unit senilai Rp125,04 miliar, Modular RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) 250 unit senilai Rp5,28 miliar.
Kemudian, pembelian karet petani di Provinsi Bengkulu senilai Rp20 miliar; pengadaan alat Light Weight Deflectometer (LWD) 33 unit senilai Rp5 miliar yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur tanah dasar/granular secara semi otomatis dan portable sehingga mudah dibawa ke lokasi proyek yang masih sulit diakses.
Produk rakyat lain berupa Big Gun Sprinkler 250 unit senilai Rp3,75 miliar, Tandon Air 300 unit senilai Rp1,80 miliar, dan Biodegester 500 unit senilai Rp1,60 miliar. Selain itu, untuk mendukung peningkatan konektivitas, dialokasikan anggaran untuk pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton senilai Rp100 miliar dan pembelian Resin Ester 790,42 ton sebesar Rp25 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: