Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Gas Air Mata?

        Apa Itu Gas Air Mata? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gas air mata adalah senjata kimia yang biasa digunakan aparat kepolisian untuk membubarkan massa berdemo, karena gas air mata dapat menyebabkan sakit mata, iritasi kulit, masalah pernapasan hingga kebutaan. Bahan kimia yang ada di dalam gas air mata dapat merangsang saraf kelenjar lakrimal untuk menghasilkan air mata.

        Reaksi gas air mata menyebabkan sensasi terbakar pada anggota tubuh. Oleh karena itu, begitu gas air mata ditembakkan, para demonstran biasanya langsung berlarian dan menghindari gas air mata.

        Baca Juga: Sebut UU Ciptaker Salah Jokowi, Jleb, Orang Demokrat Dikatain Bodoh!

        Gas air mata juga disebut sebagai lacrima. Ada tiga macam gas air mata yang saat ini umum digunakan, yaitu CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica.

        Dalam satu kaleng gas air mata, terdapat kandungan arang, potasium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat, dan O-Chlorobenzalmalononitrile.

        Efek dari gas air mata biasanya timbul setelah 30 detik dari serangan tersebut. Gejala parahnya bisa seperti tercekik, kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan, kemarahan intens. Bahkan, bila sudah terkontaminasi gas air mata secara berat juga dapat menimbulkan muntah serta diare.

        Gas air mata juga biasa dilepas dalam bentuk granat atau kaleng aerosol. Granat gas air mata kerap meledak di udara dan memuntahkan wadah logam yang akan memuntahkan gas. Wadah logam tersebut panas, jadi sebisa mungkin jangan sampai terkena kulit.

        Selain itu, jangan mengambil tabung gas air mata yang tergeletak tak meledak, karena dikhawatirkan akan meledak sewaktu-waktu hingga berakibat cidera.

        Jika saat terkena gas air mata dalam kondisi tidak memakai kacamata pelindung atau masker gas, hiruplah udara di dalam baju. Namun hal ini biasa sia-sia apabila seluruh baju telah terkontaminasi. Apabila memakai lensa kontak, segera lepaskan karena akan berbahaya.

        Pertolongan pertama bagi mata yang terkena gas air mata adalah dengan mencucinya dengan larutan saline atau larutan garam atau air hingga sengatan mereda.

        Kacamata renang dan kacamata pelindung bahan kimia juga bisa menjadi pelindung dalam mengurangi efek gas air mata. Setelah itu, minum susu. Susu dinilai mampu meringankan sakit yang disebabkan oleh gas air mata.

        Sejarah Gas Air Mata

        Gas air mata pertama kali digunakan dalam perang 1914 oleh tentara Perancis yang menembakkan granat berisi gas kepada prajurit Jerman di kawasan perbatasan. Perang yang disebut sebagai "Battle of the Frontiers" dan menjadi momen di mana gas air mata digunakan di berbagai belahan dunia. Granat berisi gas tersebut merupakan buah karya ahli kimia Perancis. Tujuan dibuatnya granat tersebut adalah untuk mengendalikan huru-hara sebagaimana yang dilakukan saat ini.

        Hal ini telah dibahas pada Konvensi Den Haag di tahun 1899. Gas air mata dirancang untuk memaksa orang keluar dari balik barikade dan parit, lalu akan menyebabkan mata dan kulit yang terbakar, sobek dan tersedak.

        Sejak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi musuh bagi para tentara. Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.

        Pada Perang Dunia II, penggunaan gas air mata dilakukan oleh Italia saat melawan Ethiophia. Tentara Spanyol menggunakan gas air mata di Maroko, sementara Jepang menggunakan gas tersebut untuk melawan China.

        Di Vietnam, tentara AS juga menembakkan gas air mata pada terowongan-terowongan Viet Cong. Sementara di AS, para demonstran Vietnam juga menghadapi bertubi-tubi gas air mata. Selama dua dekade belakangan, penjualan gas air mata bertambah pesat. Gas air mata digunakan dalam demonstrasi banyak negara, termasuk Indonesia.

        Selama lebih dari 100 tahun ditemukannya gas air mata, hingga kini masih belum ada pengganti yang dinilai efektif untuk menghalau massa. Padahal, berdasarkan Amnesty International gas air mata termasuk dari barang perdagangan internasional yang membahayakan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: