Kementerian Perindustrian mendorong industri batik dan kerajinan dapat ikut memanfaatkan teknologi modern dalam rangka mendongkrak produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Hal ini sesuai dengan implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Dengan proses produksi yang inovatif, efektif dan efisien, menjadikan pelaku industri selalu melakukan kreasi tiada henti sehingga produktivitasnya akan meningkat dan akhirnya juga daya saingnya turut terdongkrak," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (12/10/2020).
Menurut Doddy, perkembangan teknologi yang demikian cepat belakangan ini, terutama adanya revolusi industri 4.0, telah membawa perubahan luar biasa bagi sektor dunia usaha.
Baca Juga: Layanan Tukar Tambah Suzuki Laris Manis
"Teknologi telah menyentuh berbagai bidang dan berhasil mengubah perilaku manusia, termasuk pula dalam menyikapi pembuatan produk seperti pada kerajinan dan batik," jelasnya.
Lebih lanjut, tak bisa dimungkiri bahwa setiap perkembangan teknologi selalu menjanjikan kemudahan, efisiensi, serta peningkatan produktivitas. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin otomatis dan teknologi modern.
"Meski begitu, kehadiran dan peran teknologi tidaklah mungkin menggantikan peranan manusia secara keseluruhan," tegas Doddy.
Sentuhan teknologi tersebut hendaknya tidak akan membuat suatu nilai budaya yang ada dalam produk kerajinan dan batik tersebut menjadi luntur, hilan atau tergantikan.
"Jika teknologi yang digunakan dapat bersinergi dengan budaya lokal, maka penerapan teknologi tersebut akan memberikan dampak yang sangat positif, tentunya kinerja industri akan meningkat dan budaya lokal tetap terjaga," imbuhnya.
Baca Juga: British Council: Sektor Kerajinan RI Banyak Manfaatkan Material Daur Ulang
Oleh karena itu, lanjut dia, kearifan memadukan pada kemajuan teknologi di era industri 4.0 dengan keberlanjutan budaya bangsa diharapkan memberi nilai tambah produk kerajinan dan batik nasional yang basisnya adalah keterampilan keempuan (craftmanship).
"Semua ini mempunyai tujuan agar industri kerajinan dan batik yang berbasis budaya lokal akan tetapĀ berjaya di negeri sendiri, tak lekang oleh perubahan zaman," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: