Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        dari Adiksi Internet hingga KDRT, Pandemi Munculkan Problem Kesehatan Mental

        dari Adiksi Internet hingga KDRT, Pandemi Munculkan Problem Kesehatan Mental Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar Kesehatan Jiwa Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. dr. Ronny Tri Wirasto menyebut pandemi COVID-19 memunculkan sejumlah persoalan kesehatan mental masyarakat.

        "Pertama, pembatasan sosial atau 'social distancing' dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga," kata Ronny melalui keterangan tertulis dari humas UGM di Yogyakarta, Rabu.

        Ronny menjelaskan pembatasan sosial berpengaruh pada kesehatan mental sebab manusia harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Menurut dia, jika sebelum pandemi terbiasa berinteraksi langsung dengan orang lain, tetapi situasi saat ini menyebabkan seseorang tiba-tiba harus membatasi melakukan interaksi secara langsung.

        Baca Juga: Kerugian Akibat Virus Corona Bisa Tembus Rp28 Triliun

        Situasi tersebut, menurut dia, bukan hal yang mudah, terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian sehingga dapat memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi.

        "Dengan kata lain kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil. Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga," kata dia.

        Persoalan kedua, lanjut Ronny, pandemi COVID-19 menjadikan penggunaan internet meningkat sehingga menimbulkan adiksi atau kecanduan di kalangan masyarakat. Perilaku adiksi internet ini salah satunya karena seseorang mencari informasi terkait COVID-19.

        Selain kecanduan terhadap internet, menurut dia, masalah ketiga di masa pandemi ini juga memunculkan fenomena kecanduan pada game online. Sebab kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.

        "Kalau ini berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu, dan menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar," kata Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: