Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menyatakan bahwa isu kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk memimpin revolusi sangat mudah ditebak tujuannya.
"Jika HRS kembali ke Tanah Air dan memimpin aksi, ada pihak yang berharap dapat meningkatkan turbulensi politik yang bertujuan untuk menggoyang pemerintahan saat ini," tutur Karyono, Sabtu (17/10/2020).
Baca Juga: Analisis Pengamat: Isu Kepulangan Habib Rizieq Cuma Propraganda Politik FPI
Karyono menilai, seruan revolusi yang digaungkan kelompok atau pendukung Rizieq di tengah situasi krisis akibat pandemi merupakan tindakan tidak terpuji. Ini dianggapnya sama saja menari-nari di atas penderitaan rakyat.
"Saya setuju, pemerintah harus dikritik, diingatkan agar kebijakannya on the right track, berpihak pada rakyat dan mengedepankan kepentingan nasional. Tetapi tidak dengan cara-cara di luar hukum yang inkonstitusional," ujarnya.
Karyono juga belum yakin bahwa mereka paham tentang substansi revolusi. "Jangan-jangan revolusi hanya dimaknai sekadar amuk-amukan, bakar-membakar, dan menjatuhkan pemerintahan," ujar dia.
Padahal, revolusi menjebol tatanan lama dan membangun tatanan baru yang lebih baik sehingga jika sekadar amuk-amukan dan menggulingkan pemerintahan yang sah, ia yakin rakyat tidak butuh itu.
"Yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah revolusi penanganan virus corona dengan cepat," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum