Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembunuhan Sadis Guru, Kepolisian Prancis Tahan 9 Orang

        Pembunuhan Sadis Guru, Kepolisian Prancis Tahan 9 Orang Kredit Foto: Unsplash/Zo Razafindramamba
        Warta Ekonomi, Paris -

        Kepolisian Prancis menangkap sembilan orang terkait kasus pemenggalan seorang guru sekolah di jalan pinggiran Kota Paris, Jumat (16/10/2020)

        Para penyelidik memastikan apakah penyerang yang ditembak mati polisi bertindak sendiri atau memiliki kaki tangan. Media Prancis melaporkan, pelaku berusia 18 tahun asal Chechnya.

        Baca Juga: Kartun Nabi Muhammad Jadi Bahan Diskusi, Guru di Prancis Dipenggal

        “Para saksi mendengar penyerang berteriak Allahu Akbar,” kata sumber kepolisian, Minggu (18/10/2020).

        Korban merupakan seorang guru sejarah yang awal bulan ini menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas kewarganegaraan tentang kebebasan berekspresi.

        Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut insiden tersebut sebagai terorisme. Empat kerabat penyerang, termasuk seorang anak di bawah umur, ditahan beberapa jam setelah serangan di pinggiran kota kelas menengah Conflans-Sainte-Honorine.

        Lima orang lagi ditahan semalam, di antaranya dua orangtua murid di College du Bois d'Aulne, tempat guru itu bekerja.

        Para pemimpin Muslim mengutuk pembunuhan tersebut. Banyak tokoh publik menganggap aksi itu sebagai serangan terhadap inti kenegaraan Prancis dan nilai-nilai sekularisme serta kebebasan beribadah dan berekspresi.

        Sementara itu, Imam Masjid Bordeaux, Tareq Oubrou, menolak anggapan pembunuhan itu menandai benturan peradaban.

        "Ini bukanlah peradaban yang membunuh orang yang tidak bersalah, ini adalah kebiadaban," kata Oubrou kepada France Inter.

        Dia menambahkan, serangan mematikan oleh militan atau simpatisannya merugikan komunitas Muslim Prancis.

        “Setiap hari yang berlalu tanpa kejadian kami bersyukur. Kami berada di antara palu dan landasan. Itu menyerang Republik, masyarakat, perdamaian dan inti dari agama, yaitu tentang kebersamaan,” tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: