Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Maruf Amin Soroti Literasi Wakaf yang Masih Rendah

        Maruf Amin Soroti Literasi Wakaf yang Masih Rendah Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyayangkan literasi masyarakat terhadap wakaf masih rendah. Hasil sejumlah survei menunjukkan, tingkat literasi masyarakat terhadap wakaf bahkan jauh lebih rendah daripada zakat.

        "Literasi wakaf di Indonesia masuk dalam kategori rendah dengan indeks 50.48 dibanding indeks literasi tentang zakat yang masuk dalam kategori sedang yaitu 66.78. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berwakaf," kata Ma’ruf Amin saat meresmikan Layanan Retina Center di Rumah Sakit Achmad Wardi, Rabu (21/10/2020).

        Baca Juga: Kiyai Maruf Dicari Publik: Kita Kehilangan Sosok Wapres, di Mana Beliau?

        Menurut Ma'ruf, wakaf memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran berwakaf harus terus dilakukan secara sistematis, masif, dan terstruktur.

        Wapres pun mencontohkan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari dana wakaf. Ia menjelaskan tentang sejarah dibangunnya Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dan Retina Center di Serang, Banten, yang seluruh dananya didapatkan dari hasil wakaf.

        "Pembangunan Rumah Sakit Achmad Wardi yang dibangun dengan dana wakaf merupakan contoh nyata bahwa penggalangan dana wakaf dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, penggalangan dana wakaf perlu terus kita tingkatkan," tuturnya.

        Oleh karena itu, Wapres menekankan, diperlukan diversifikasi harta wakaf untuk menggalang dana wakaf seluas-luasnya di antaranya melalui wakaf tunai di mana di dalamnya termasuk uang dan surat berharga.

        Berbeda dengan wakaf tanah, potensi wakaf tunai dapat diperoleh dari donasi masyarakat secara luas. Jika wakaf tanah hanya bisa dilakukan oleh orang yang mampu, dengan wakaf tunai hampir setiap orang bisa menjadi wakif atau orang yang berwakaf dan memperoleh Sertifikat Wakaf Tunai.

        "Dana yang diwakafkan itu tak akan berkurang jumlahnya. Justru sebaliknya, dana itu akan berkembang melalui investasi dan hasilnya akan bermanfaat untuk peningkatan prasarana ibadah, pendidikan, dan kesejahteraan umum," tambahnya.

        Selain diversifikasi, faktor lainnya yang harus diperkuat adalah partisipasi masyarakat. Untuk itu, Wapres mendukung dilakukannya penguatan penggalangan dana wakaf melalui Gerakan Nasional Wakaf Tunai (GNWT).

        "Melalui gerakan ini saya yakin akan terkumpul suatu dana besar untuk mendukung pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

        Ma’ruf pun mengingatkan agar seluruh pengelola dan pelaku wakaf dapat mengimplementasikan pengelolaan aset wakaf tidak hanya terbatas pada tujuan sosial seperti penyediaan fasilitas pemakaman, masjid, musala, dan madrasah, tetapi juga diarahkan untuk kegiatan produktif.

        "Dengan demikian, pembangunan Rumah Sakit Achmad Wardi merupakan contoh konkret bahwa diperlukan kreativitas dan inovasi dalam mengelola dana wakaf," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: