Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Memanas, Erdogan Jumpai Tanda-tanda Macron Tersesat

        Memanas, Erdogan Jumpai Tanda-tanda Macron Tersesat Kredit Foto: Reuters/Bernadett Szabo
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Presiden Turki, Tayyip Erdogan kembali melemparkan serangan terhadap Presiden Prancis, Emanuel Macron. Setelah sebelumnya Erdogan menyebut Macron butuh perawatan mental, kini pemimpin Turki tersebut menyebut Macron telah tersesat.

        Sabtu lalu, Erdogan mengatakan Macron memiliki masalah dengan Muslim dan membutuhkan pemeriksaan mental, teguran yang menyebabkan Prancis menarik duta besarnya dari Ankara. Kini, Erdogan mengatakan bahwa Macron sudah tersesat dan meminta pemimpin Prancis itu untuk introspeksi diri.

        Baca Juga: Hina Presiden Prancis Karena Lecehkan Islam, Turki Banjir Pujian dari Kelompom Jihad

        "Orang yang bertanggung jawab atas Prancis telah tersesat. Dia terus berbicara tentang Erdogan sepanjang hari. Lihatlah diri Anda dulu dan ke mana Anda akan pergi. Saya katakan di Kayseri kemarin, dia adalah kasus dan dia benar-benar harus diperiksa," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Senin (25/10/2020).

        Sebelumnya, dalam langkah yang sangat tidak biasa, seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan bahwa Duta Besar Prancis untuk Turki dipanggil kembali dari Ankara untuk berkonsultasi dan akan bertemu Macron untuk membahas situasi setelah pernyataan Erdogan.

        "Komentar Presiden Erdogan tidak dapat diterima. Perbuatan yang keterlaluan dan kekasaran bukanlah metode. Kami menuntut agar Erdogan mengubah arah kebijakannya karena berbahaya dalam segala hal," kata pejabat itu. 

        Ketegangan antara Erdogan dan Macron bermula saat pemimpin Prancis itu menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis" di seluruh dunia dan mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

        Macron juga mengumumkan pengawasan sekolah yang lebih ketat dan kontrol yang lebih baik atas pendanaan masjid dari luar negeri. 

        Erdogan kemudian menyebut dorongan Macron untuk mereformasi institusi Islam di negara itu tidak lain adalah upaya untuk menyerang Muslim.

        "Mereka yang peduli dengan kebangkitan Islam menciptakan krisis yang mereka gunakan sebagai alasan untuk menyerang Islam dan menutupi kegagalan mereka sendiri," ucap Erdogan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: