- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perusahaan Milik Crazy Rich Salim: Sari Roti Dongkrak Penjualan Secara Drastis!
Jaringan bisnis milik crazy rich Salim di bidang consumer goods, yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menorehkan kinerja keuangan yang positif dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Pemilik brand Sari Roti ini berhasil mendongkrak penjualan bersih hingga 46,10% dari Rp1,67 triliun pada kuartal II 2020 menjadi Rp2,44 triliun pada kuartal III 2020.
Baca Juga: Kinerja Emiten Consumer Goods Milik Crazy Rich Salim, Yay or Nay?
Kendati secara kuartalan membaik, jika merujuk ke laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih tersebut tercatat menurun 0,81% dari capaian kuartal III tahun 2019 lalu yang menembus Rp2,46 triliun. Sementara itu, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, Sari Roti mengantongi laba bersih sebesar Rp127,19 miliar. Keuntungan tersebut mengalami koreksi 39,92% dari laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp211,71 miliar.
Baca Juga: Rupiah Hari Ini Ibarat Menari di Atas Penderitaan Mata Uang Lain
Direktur Sari Roti, Arlina Sofia, mengungkapkan bahwa masing-masing kanal penjualan perusahaan mencetak pertumbuhan kinerja yang baik selama periode tersebut. Kontributor terbesar terhadap penjualan berasal dari kanal modern, yakni menembus Rp1,67 triliun. Tak kalah positif, kontribusi dari kanal tradisional bahkan tercatat tumbuh 22% menjadi 701 miliar.
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan penerapan strategi perusahaan, di mana Sari Roti fokus pada pasar potensial di area permukiman. Diketahui, pada masa pandemi Covid-19 ini, Sari Roti melayani pemesanan produk melalui WhatsApp dan Chatbot.
"Pada masa pandemi Covid-19, kanal modern dapat mempertahankan penjualan khususnya periode Juli-September tahun 2020 sebesar Rp505 miliar yang relatif stabil dibandingkan periode April-Juni 2020 didukung inisiatif promo dan marketing yang efektif," pungkas Arlina, Senin, 26 Oktober 2020.
Lebih lanjut, Arlina mengatakan bahwa sampai dengan 30 September 2020, Sari Roti telah menyerap 90,4% atau sebesar Rp361,6 miliar dari total belanja modal (capex) tahun 2020. Serapan tersebut digunakan untuk pengembangan usaha, termasuk peningkatan kapasitas, penguatan jaringan distribusi, dan pembangunan pabrik baru di Banjarmasin dan Pekanbaru yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal I 2021 mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih