Miris, Mayoritas Rakyat AS Tolak Deklarasi Kemenangan Trump
Mayoritas rakyat Amerika Serikat (AS) menolak deklarasi kemenangan prematur Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika. Mereka bersedia menunggu semua suara dihitung sebelum memutuskan siapa yang menang.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis hari Kamis mengungkap keinginan rakyat Amerika tersebut.
Baca Juga: Awas, Bernie Sanders Prediksi Jitu Skenario Trump Hadapi Pilpres
Survei yang dilakukan pada 4-5 November juga menunjukkan bahwa sebagian besar publik Amerika mengesampingkan penilaian Trump tentang hasil pemilu yang dia klaim dicurangi agar dia tidak berkuasa untuk periode kedua. (Baca: Hasil Electoral Votes Pilpres AS: Biden 264, Trump 214)
Trump, yang merupakan calon presiden (capres) petahana Partai Republik, hingga saat ini meraih 214 electoral votes. Sedangkan rivalnya, capres Partai Demokrat Joe Biden unggul dengan meraih 264 electoral votes. Butuh minimal 270 electoral votes bagi seorang capres untuk menang pilpres.
Pemenang pilpres belum pasti karena penghitungan suara di lima negara bagian termasuk di Pennsylvania dan Georgia belum rampung.
Saat jalannya menuju kemenangan menyempit minggu ini, Trump mengeluh tanpa bukti bahwa dia adalah korban penipuan pemilih yang meluas.
Trump menegaskan bahwa dia harus berada di depan di sebagian besar negara bagian yang masih menghitung suara dan mengumumkan kemenangan sebelum waktunya dalam pidato pagi yang bertele-tele yang salah membaca penghitungan suara di seluruh negeri.
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, hanya sedikit orang Amerika yang setuju dengan pandangan presiden Trump tentang pemilihan tersebut. Mereka yang menerima deklarasi kemenangan Trump adalah 16% orang dewasa AS, termasuk 7% dari Demokrat dan 30% dari Republik.
Sebanyak 84% lainnya, termasuk 93% dari Demokrat dan 70% dari Republik, mengatakan bahwa kandidat tidak boleh menyatakan kemenangan sampai semua suara dihitung.
Dua pertiga orang Amerika mengatakan bahwa mereka mempercayai pejabat pemilihan lokal mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan jujur.
"83% setuju bahwa demokrasi kita dapat bertahan menunggu sampai semua suara dihitung untuk mengetahui siapa yang memenangkan pemilihan," bunyi hasil jajak pendapat, yang dilansir Jumat (6/11/2020).
Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Itu mengumpulkan pendapat dari 1.115 orang dewasa AS, termasuk 524 Demokrat dan 417 Republik, dan memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi, sekitar 6 poin persentase.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: