Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jadi Orang Nomor 2 di AS, Kamala Harris Bisa Ikuti Jejak Megawati Nih!

        Jadi Orang Nomor 2 di AS, Kamala Harris Bisa Ikuti Jejak Megawati Nih! Kredit Foto: Antara/REUTERS/Rebecca Cook
        Warta Ekonomi, Washington -

        Di balik kemenangan gemilang Joe biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46, ada Kamala Harris yang pantas juga jadi sorotan. dia menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden AS, sejak AS mendeklarasikan kemerdekaan tahun 1776.

        Meski baru menjadi orang nomor 2, apakah Kamala nantinya bisa jadi orang nomor 1 di AS, seperti Megawati Soekarnoputri yang awalnya menjadi wapres lalu menjadi presiden wanita pertama Indonesia?

        Baca Juga: Presiden Singapura Akui Sejarah Tercipta Usai Kamala Harris Menang, Soal Apa?

        Jalan Kamala menjadi orang nomor 1 AS bisa saja menunggu 2024, setelah Biden nanti berusia 82 tahun dan pensiun. atau bisa saja Kamala tetap jadi wapres jika Biden masih berumur panjang dan tetap nyapres. Atau bisa juga dia mengisi pos presiden di tengah jalan jika Biden ada gangguan kesehatan dan mengundurkan diri.

        Ini sesuai dengan konstitusi AS, jika presiden berhalangan, gantinya adalah wakil presiden. Kamala ini memang menakjubkan. Bukan hanya soal jenis kelaminnya yang wanita. Tapi, warna kulitnya juga bukan dari kebanyakan orang Amerika. Dia berkulit hitam agak kecoklatan. Bukan putih.

        Dia juga bukan 100 persen Amerika. Ada darah Asia-nya. Kedua orangtuanya adalah imigran. Ibunya india, bapaknya Jamaika. Kamala lahir, 20 Oktober 56 tahun lalu di Oakland, California. Kota yang saat itu jadi pusat aktivis anti-perang.

        Lulus dari Howard University di Washington, Kamala kemudian berkarier menjadi jaksa. Kariernya dimulai dari bawah. Dari jaksa penuntut umum, kemudian jadi Jaksa Wilayah San Francisco, dan puncaknya menjadi Jaksa Agung California pada 2010.

        Pada 2016, Kamala kemudian terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri menjadi Senator dari California. Meski dari kalangan minoritas, kariernya sangat moncer. Ia mencetak sejumlah rekor dalam perjalanan kariernya. Misalnya, sebagai perempuan pertama yang menjadi Jaksa Agung dan Senator di California.

        Di AS, ia senator perempuan kulit hitam kedua yang pernah ada. Kamala kembali mencatatkan rekor baru di dunia politik AS. Dia menjadi wakil presiden pertama di AS dari kalangan perempuan. Tak heran, kalau sekarang Kamala menjadi idola baru Demokrat, juga dunia.

        Diberitakan Kantor Berita Prancis AFF, Kamala diprediksi akan menjadikan kursi Wapres sebagai batu loncatan menuju kursi presiden. Pasalnya, Biden yang kini berusia 77 tahun diperkirakan akan menjabat satu periode saja. Sementara di era Biden ini, nama Kamala akan makin bersinar. Dia mendapat panggung untuk merebut hati rakyat dan memuluskan langkahnya sebagai capres AS 2024.

        Dalam pidato kemenangam kemarin, Kamala menyiratkan hal tersebut. Kata dia, terpilihnya dia sebagai wapres akan membuka jalan bagi perempuan kulit berwarna untuk menduduki posisi penting di pusat pemerintahan.

        “Saya adalah wakil presi den perempuan pertama di AS. Tapi saya jelas tak kan jadi yang terakhir,” kata Kamala, disambut sorakan para pendukungnya, di Chase Center.

        Kamala membuka pidatonya dengan menceritakan ibunya yang datang dari India ke AS pada usia 18 tahun. Dia bilang, ibunya tentu tak menyangka putrinya akan jadi orang nomor dua di AS.

        “Tetapi, dia percaya dan begitu yakin bahwa momen seperti ini di amerika bakalan terwujud,” jelas Kamala.

        “Saya memikirkan dia... dan saya juga memikirkan generasi perempuan, kulit hitam, putih, asia, Latina yang membuat sejarah membuka jalan bagi kita. Karena setiap gadis kecil yang melihat ini akan percaya bahwa mereka bisa di negeri ini,” sambungnya.

        Terkhir, ia mengajak semua wanita AS untuk berani bermimpi. “Bermimpilah dengan ambisi, memimpin dengan yakin dan lihat diri kalian seperti yang tak dilihat orang lain,” tuturnya.

        Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, terpilihnya Kamala Harris menjadi wapres AS sebagai peristiwa yang luar biasa. Pasalnya, di AS sulit bagi seorang perempuan berkiprah di politik sampai di pusat pemerintahan. Apalagi berkulit hitam.

        Selama ini, kata dia, Presiden dan Wapres selalu didominasi lelaki tua berkulit putih. “Ini sejarah di amerika,” kata Hikmahanto, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

        Rektor Universitas Ahmad Yani ini menyebut, peluang Kamala mencetak sejarah dengan menjadi Presiden sangat terbuka lebar. Mulus tidaknya jalan ke arah sana tergantung dari pemerintahan Biden 4 tahun ke depan. Kalau kebijakan Biden populis dan diterima rakyat, jalan Kamala akan mulus.

        Dia menjelaskan, di AS ada swing voters yang jumlahnya besar. Inilah penentu kemenangan pilpres. Suara swing voters ini sangat tergantung pada performa pemerintah. Kalau kinerjanya buruk, pasti akan ditinggalkan.

        “Sekarang tinggal performa Biden dan Kamala di pemerintahan. Kalau baik bisa terpilih lagi,” ujarnya.

        Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina, Dinna Prapto Raharja menyampaikan hal serupa. Bahkan Dinna yakin, Kamala akan menjadi the next US President setelah Biden. Namun, jalan untuk menuju ke sana tidak lah mudah. Meskipun berstatus sebagai orang nomor 2, Kamala harus terlebih dahulu bisa menaklukkan Demokrat, partai tempatnya bernaung.

        Di AS, siapapun yang tertarik menjadi Presiden, perlu melakukan pencalonan diri dan rangkaian kampanye sebelum dapat diangkat oleh partainya sebagai kandidat partai. “Dan itu tidak mudah,” kata Dinna, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

        atau, kata dia, bisa saja Kamala jadi presiden jika ada hal yang menimpa Biden. “Jika Biden wafat/mundur, Kamala akan naik menggantikan sebagai Presiden,” pungkasnya.

        Jika analisis yang terakhir ini kejadian, maka Kamala bisa seperti Ketum PDIP, Megawati yang naik dari kursi wapres menjadi presiden menggantikan Gus Dur yang dimakzulkan MPR, tahun 2001.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: