Pengamat Politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan bahwa kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) membuat waswas sebagian masyarakat. Adapun imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu kabarnya akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa 10 November 2020. Baca Juga: Terungkap Nyata! Hasil Tes Corona Habib Rizieq Dibongkar, Kondisi Imam Besar FPI Begini
"Saya menilai wajar, jika rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia menimbulkan kontroversi. Pasalnya, sosok satu ini memang kontroversial. Ia kerap membuat heboh di Republik ini," ujar Karyono Wibowo kepada SINDOnews, Senin (9/11/2020).
Baca Juga: Habib Rizieq Pulang, NasDem Wanti-wanti: Jangan Ada Keistimewaan!
Dia mengatakan, ketika tinggal di Arab Saudi, pernyataan HRS masih sering membuat heboh. Menurut dia, sosok HRS itu dikenal sebagai sosok hater Jokowi yang paling vokal. Selain itu, suara lantang yang Habib Rizieq klaim mewakili umat Islam tak jarang menimbulkan polemik.
"Oleh karenanya, kepulangan HRS tentu membuat waswas bagi sebagian masyarakat. Apalagi jika HRS bergabung dengan kelompok oposisi bisa berpotensi memperkuat kelompok mereka. Kubu oposisi mendapatkan tambahan energi," tuturnya.
Tapi di sisi lain, kata dia, kelompok oposisi bisa menjadi kekuatan penyeimbang terhadap pemerintahan. "Hal ini tidak berdampak negatif jika paradigma oposisi diletakkan dalam kerangka memperkuat demokrasi dan memperbaiki bangsa ini ke depan," imbuhnya.
Namun, lanjut dia, yang dikhawatirkan jika arah oposisi bergeser ke arah gerakan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Hal tersebut, menurut dia, yang menjadi tantangan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf.
"Tetapi, boleh jadi sikap politik HRS sepulang dari Arab tidak ditujukan untuk tujuan tersebut jika menyimak pernyataan HRS bahwa dirinya tidak ingin mempersulit pemerintah Indonesia," katanya.
Dia melanjutkan, HRS menginginkan kepulangannya tersebut tidak dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Penegasan Rizieq itu, lanjut dia, mengindikasikan tentang sikapnya setelah berada di Indonesia sepulang dari Arab Saudi.
"Pernyataan HRS ini yang harus dipegang teguh oleh dirinya sendiri dan menjadi catatan apabila HRS mengingkari ucapannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil