Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Go Digital, Bos BCA: Nasabah Jangan Gaptek!

        Bank Go Digital, Bos BCA: Nasabah Jangan Gaptek! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menginginkan nasabah lembaga pembiayaan di Indonesia tidak gagap teknologi (gaptek).

        Keinginan itu seiring dengan upaya sejumlah lembaga perbankan dan keuangan dalam negeri yang terus memperbaharui digitalisasi sebagai instrumen bertransaksi.

        Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pandemi Covid-19 mengajarkan sejumlah pelaku bisnis ihwal pentingnya pengguna teknologi di masa krisis. Bahkan, pengembangan ekosistem digital pun menjadi hal utama yang harus terus dikembangkan.

        Baca Juga: Gak Cuma Megatransaksi Akuisisi Bank Interim, Ini Daftar Aksi Korporasi BCA Tahun 2020

        "Digital dan teknologi merupakan core yang harus terus dikembangkan karena kedepan kita tidak tahu keadaan sudah berubah, nah kita sudah harus siap untuk itu. Dan terpenting kita sudah punya customer masing-masing, jadi customer untuk tidak gaptek," ujar Jahja dalam webinar, Jakarta Selasa (10/11/2020).

        Dalam proses pengembangan digital, Jahja menyampaikan agar korporasi juga ambil bagian untuk memberikan pemahaman kepada nasabah atau pelanggan. Dengan begitu, platform digital yang nantinya disediakan oleh emiten akan dengan sendiri bisa dipilih untuk digunakan para pelanggan.

        "Kita berikan pembelajaran yang baik untuk mereka sehingga kalau nanti terjadi sesuatu mereka sudah terbiasa dengan teknologi, sehingga mereka tetap bertransaksi, sehingga mereka bisa mencari platform teknologi atau E-Commerce untuk bertransaksi," kata dia.

        Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa juga optimis dengan pertumbuhan ekonomi pada 2021 ke depan. Di mana, dia meyakini pada tahun-tahun mendatang seluruh sektor bisnis dalam negeri akan bangkit, bahkan lebih berkembang.

        Penilaian itu didasari pada asumsi jika banyak pelaku usaha mengambil manfaat atau pelajaran dari pandemi Covid-19. Dengan kata lain, pandemi memberikan risiko kerugian yang cukup tinggal, namun di balik itu ada reward (manfaat) yang juga didapatkan.

        "2020 mengajarkan kita banyak hal baru yang belum kita pelajari sebelumnya, kita harus belajar dari krisis ini, di mana 2021 dengan adanya situasi pandemi dan kita krisis, kita harus comeback stronger dengan pertumbuhan sektor yang baik dan aktivitas ekonomi dan bisnis yang jauh lebih baik dengan ekspektasi adanya penemuan vaksin Covid-19 ini diyakini juga akan membuat rebound semua sektor dan pertumbuhan ekonomi," kata Alvin.

        Baca Juga: Sri Mulyani Cium Angin Segar, Ekonomi Banyak Negara Mulai Rebound

        Baik Alvin dan Jahja menginginkan agar implementasi vaksinasi segera dilakukan oleh pemerintah. Dengan hal itu, maka market dalam negeri kembali bergeliat.

        "Saya pikir yang kita harapkan adalah vaksin yang paling penting. Kalau itu bisa diimplementasikan sesegera mungkin maka pasar akan kembali, meski bukan normal penuh, tapi new normal," ujar Jahja.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: