Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Makin Mangkel, Trump Ngumpet dan Wakilnya Pilih Liburan Pas Diajak Jumpa Biden

        Makin Mangkel, Trump Ngumpet dan Wakilnya Pilih Liburan Pas Diajak Jumpa Biden Kredit Foto: Reuters/Brian Snyder
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kelakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump benar-benar ngeselin. Diajak ketemuan oleh Presiden AS terpilih Joe Biden untuk bahas peralihan kekuasaan dan penanganan Covid-19, dia malah ngumpet.

        Sampai kemarin, Trump masih ogah mengakui keunggulan Biden. Dia mengatakan, Biden terlalu cepat mengklaim kemenangannya hanya berdasar siaran televisi dari Partai Demokrat.

        Baca Juga: Berani Beda dari Pemimpin Lain, Hassan Rouhani Justru Olok-Olok Trump

        “Kita akan menang. Kami membuat kemajuan besar. Hasil mulai datang di minggu depan,” kicau Trump di akun Twitter miliknya.

        Tuduhan Trump itu mendapat dukungan dari politisi Republik. Menteri Luar negeri AS, Mike Pompeo mendukung penuh sikap Trump tersebut. Hanya saja, berbagai serangan Trump itu dikicaukan dari Twitter. Sejak memecat Menteri Pertahanan AS Mark Esper Senin (9/11/2020), Trump tak terlihat muncul di layar kaca. Hanya kicauannya yang terdengar di Twitter.

        Sementara itu, Wakil Presiden AS, Mike Pence sama sekali tak pernah merespons tuduhan kecurangan pilpres yang diklaim Trump. Pence bahkan bisa dibilang jarang muncul lagi di media usai pilpres AS. Karena sudah tak pernah tampil, ada yang menyebut Pence sedang pergi liburan.

        Sikap Trump yang belum mau mengakui kekalahan bahkan melakukan perombakan besar-besaran di Pentagon, membuat Biden geleng-geleng kepala. “Ini benar-benar memalukan,” kata Biden, di kampung halamannya, di Wilmington, Delaware, kemarin.

        Biden menegaskan, tidak ada seorangpun yang akan menghentikan peralihan kekuasaan di pemerintahan AS. Biden mengatakan, timnya kini sedang mendorong pembentukan pemerintahan baru untuk mengambil alih kekuasaan pada Hari Pelantikan, 20 Januari 2021.

        “Kami akan pergi, bergerak bersama, secara konsisten, menyusun administrasi kami, gedung Putih, dan meninjau siapa yang akan kami pilih untuk posisi kabinet, dan tidak ada yang akan meng hentikan itu,” tutur Biden.

        Seorang reporter kemudian bertanya, apa yang akan anda katakan jika Presiden Trump menyaksikan konferensi pers tersebut. “Tuan Presiden, saya berharap dapat berbicara dengan anda,” jawab Biden.

        Bentuk Satgas Covid-19

        Melihat keadaan pemerintah Trump yang sudah kocar-kacir di masa transisi, Biden berinisiatif membentuk satuan tugas penanganan Covid-19 yang baru. Dia menunjuk Rick Bright, mantan pejabat tinggi vaksin di pemerintahan Trump sebagai anggota satuan tugas Covid-19.

        Biden menunjuk tiga pendamping dari panel yaitu seorang ahli bedah umum, Vivek Murthy; mantan komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan David Kessler dan Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas Yale, Marcella Nunez Smith.

        Sementara anggota lainnya ketua Departemen Etika Medis dan Kebijakan Kesehatan di University of Pennsylvania, Zeke Emanuel. Dia adalah saudara Rahm Emanuel, penasihat pemerintahan Barack Obama.

        Tugas Biden sangat berat. Pasalnya, menurut The Straits Times, jumlah kasus Covid-19 di AS sudah melampaui 10 juta. Biden mengakui hal itu. Dia menyebut, AS saat ini menghadapi musim dingin yang sangat gelap. “Tingkat infeksi meningkat. Rawat inap meningkat. Kematian meningkat,” kata Biden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: