Harga minyak dunia menurun tajam. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) misalnya turun dari US$39,63 per barel menjadi US$39,55 per barel.
Demikian pula dengan jenis (dated) Brent yang juga mengalami penurunan dari US$41,87 per barel menjadi US$41,52 per barel. Penurunan juga terjadi pada Basket OPEC dan Brent (ICE) masing-masing jadi US$40,25 per barel dan US$41,52 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan salah satu faktor yang punya pengaruh kuat terhadap pergerakan minyak mentah dunia adalah kekhawatiran pelaku pasar seiring peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara di dunia utamanya di Eropa yang menyebabkan penerapan kembali lockdown sehingga semakin meredupkan prospek perbaikan permintaan minyak.
Baca Juga: Jual BBM Hingga Lahan Industri, AKR Corporindo Berhasil Raup Untung Rp665 Miliar
"Sementara itu, diagnosa Covid-19 pada Presiden Amerika Serikat juga menjadi pemicu di samping perlemahan pasar tenaga kerja di Amerika. Paket stimulus fiskal Amerika Serikat sendiri akan dilanjutkan kembali proses negosiasinya setelah pemilihan Presiden," ucapnya di Jakarta, Kamis (12/11/2020).
Selain hal di atas, kondisi ekonomi politik dan laporan OPEC Oktober 2020 memproyeksikan bahwa permintaan minyak mentah global akan mengalami penurunan sebesar 9,5 juta bopd dan pasokan minyak mentah global diperkirakan meningkat sebesar 310.000 bopd.
Hal ini merupakan hasil dari pulihnya produksi minyak mentah AS. Tercatat produksi minyak mentah AS yang mencapai 11,1 juta bopd, tertinggi sejak Juli, dengan rekor kenaikan per minggu sebesar 1,2 juta bopd.
Faktor lain adalah berlanjutnya produksi minyak mentah dari Norwegia setelah berakhirnya aksi mogok kerja pekerja offshore oil & gas dan peningkatan pasokan OPEC+ terutama pasokan Arab Saudi dan Rusia, termasuk juga peningkatan produksi dari negara-negara OPEC yang dikecualikan dari kuota pemotongan produksi (Iran, Venezuela dan Libya).
Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh stok minyak mentah China yang tinggi setelah negara tersebut membeli minyak mentah dalam jumlah besar di musim semi lalu, saat harga minyak mentah rendah.
Baca Juga: Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Pertahankan Kinerja Produksi di Tengah Pandemi
"Penurunan tingkat pengoperasian kilang di Asia, dengan tingkat operasional di Jepang turun ke level 70% dan Korea Selatan turun ke level 60%, juga menyebabkan penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: