Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Benarkah Tampilnya Joe Biden Bikin Rusia Lebih Dekat ke China?

        Benarkah Tampilnya Joe Biden Bikin Rusia Lebih Dekat ke China? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Kevin Lamarque
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) akan mendorong pendekatan strategis lebih lanjut antara Rusia dan China. Hal itu disampaikan peneliti senior di Yayasan Perdamaian Sasakawa Jepang, Taisuke Abiru.

        Rusia dan China adalah dua negara yang tidak terlalu antusias menyambut kemenangan Biden. Ini terbukti dari lamanya mereka memberikan selamat kepada Biden dan memberikan hanya sedikit komentar soal hasil pemilihan umum di AS.

        Baca Juga: Akhirnya, Kemenangan Joe Biden Diakui Donald Trump tapi...

        Abiru mengatakan, selama pemerintahan Donald Trump, Washington cukup keras terhadap China. Kebijakan ini, jelasnya, kemungkinan besar tidak akan terlalu berubah di masa pemerintah Biden, yang akan memaksa China dan Rusia, dua rival utama AS, untuk memperkuat kerja sama.

        "Pemerintahan Donald Trump mencap China sebagai saingan strategis AS. Washington secara konsisten menjalankan kebijakan yang keras terhadap China," ucapnya dalam sebuah pernyataan.

        "Garis ini kemungkinan tidak akan berubah di bawah Biden. Di tahun-tahun mendatang kita akan melihat persaingan strategis yang berkelanjutan antara AS dan China," sambungnya, seperti dilansir Tass.

        Dengan kata lain, ucapnya, China masih akan menghadapi situasi sulit dalam hubungannya dengan AS, yang akan mendorongnya lebih dekat ke Rusia.

        "Hubungan dengan Rusia akan menjadi lebih penting bagi Beijing, serta hubungan dengan China untuk Rusia, yang akan tetap ada di bawah sanksi AS. Tren ini kemungkinan akan berlanjut di bawah Biden," ungkapnya.

        Dia juga percaya bahwa kemenangan Biden tidak akan membantu penyelesaian masalah teritorial antara Jepang dan Rusia. Abiru mengatakan saat ini tidak ada prospek untuk menyelesaikan masalah teritorial antara Tokyo dan Moskow.

        "Sulit mengharapkan kemajuan yang tajam di sini," katanya.

        "Namun, dalam jangka menengah dan jangka panjang Jepang akan berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia dan menandatangani perjanjian perdamaian berdasarkan solusi untuk masalah teritorial," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: