Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Revolusi Akhlak Ala HRS Menyesatkan, Pengamat: Mengubah Akhlak Tidak Teriak-Teriak...

        Revolusi Akhlak Ala HRS Menyesatkan, Pengamat: Mengubah Akhlak Tidak Teriak-Teriak... Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqba
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab ikut menilai wacana revolusi akhlak yang digaungkan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan tafsiran subjektif dan sepihak.

        Ia mengatakan, diskursus akhlak hanya dimaknai sesuai keinginan mereka sehingga mengalami pendangkalan dan kehilangan ruhnya. Baca Juga: Didenda Anies Rp50 Juta, Habib Rizieq Tanpa Ba-bi-bu Langsung Bayar

        Sambungnya, bagaimana mungkin orang yang akan melakukan revolusi akhlak tetapi tidak mencerminkan akhlak itu sendiri.

        "Akhlak mulia itu ruhnya kasih sayang, persatuan, mendamaikan. Sumbernya keluar dari hati yang bersih dan tercermin menjadi perbuatan yang mulia. Bukan sebaliknya," ujarnya, di Jakarta, Senin (16/11/2020). Baca Juga: Revolusi Akhlak Habib Rizieq Buat PKS Tergiur

        Menurutnya, revolusi akhlak yang digaungkan HRS seperti bertolak belakang dari hal itu. Seperti, FPI cs tidak menghiraukan apakah perbuatan mereka memberi efek positif atau tidak bagi sekitarnya.

        "Saya melihat konsepnya (Revolusi Akhlak) suka-suka mereka. Makanya saya katakan revolusi akhlak ini dimaknai sepihak dan subjektif, sesuai keinginan mereka. Dan ini menyesatkan," katanya.

        Lebih lanjut, ia mengatakan revolusi akhlak bukanlah hal yang baru, ulama-ulama kompeten sudah mengajarkan itu berabad-abad lalu.

        Namun, konsep mengubah akhlak itu tidak ada yang ngumpulin massa kemudian mengajak jihad. Tidak ada provokasi, teriak zalim, tangkap sini tangkap sana. Apalagi sampai mau konsolidasi keliling indonesia menyebarkan gagasan revolusi akhlak.

        "Konsep mengubah akhlak yang diajarkan ulama-ulama kita itu ya awalnya mensucikan hati, bukan nyebar ketakutan dan ancaman," ujarnya.

        Karena itu, revolusi akhlak yang digaungkan HRS dkk ini perlu dipertanyakan bahkan perlu dicurigai. "Tendensi revolusi akhlak ini menurut saya kacau. Lebih ke arah politis ketimbang ingin mengubah akhlak," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: