Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Vaksinasi Aman Melindung Diri, Komunitas, dan Negeri

        Vaksinasi Aman Melindung Diri, Komunitas, dan Negeri Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dr. Toto Wisnu Hendrarto, Sp.A (K) mengatakan, keberadaan vaksin sangat dibutuhkan di masa pandemi Covid-19, sebab vaksin merupakan antigen yang akan merangsang antibodi tubuh manusia untuk melawan suatu penyakit.

        "Imunisasi memutus rantai penularan tadi. Jadi kalau dalam komunitas tercapai lebih dari 80% populasi,proses penularan itu tidak akan terjadi lagi," kata Toto dalam webinar online KPCPEN, Senin, (16/11/2020).

        Meskipun vaksin nantinya telah tersedia dan siap diedarkan, sedari awal proses pembuatan vaksin harus dipastikan aman, dimulai dengan identifikasi antigen, lalu mengujinya pada binatang atau orang-orang tertentu.

        Baca Juga: Perawatan Covid-19 Mahal, dr. Reisa: Cara Murahnya Disiplin Terapkan 3M

        "Setelah diproduksi digunakan masyarakat, vaksin tetap dipantau, yang dipantau adalah terjadinya Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), suatu kejadian medik setelah imunisasi yang dilakukan adalah melakukan analisis kausalitas terhada KIPI serius, yang menyebabkan cacat atau kematian. Untuk saat ini setiap KIPI harus dicatat karena apa yang dilaporkan sekarang belum tentu sama antara orang Indonesia, Amerika atau Malaysia," kata Toto.

        Sementara itu, Ketua RMI PBNU, Abdul Ghofarozzin mengatakan, sampai pertengahan September saat ini jumlah klaster mencapai 90 di pondok pesantren.

        "Bulan Juni, Juli, Agustus, peningkatannya luar biasa klaster-klaster pesantren hampir vertikal," katta Abdul dalam webinar online KPCPEN, Senin, (16/11/2020).

        Jumlah pasien mendekati sekitar 4.500 pasien positif. Tetapi, satu pasien di pesantren punya banyak kontak erat mengingat pesantren itu komunal.

        "Sampai hari ini 144 kyai wafat selama pandemi, itu angka kemarin, sampai hari ini sudah bertambah 147 kalo tidak salah. Ini tentu luar biasa ketika kalo kita bandingkan periode sama tahun lalu, tingkat wafatnya tidak sebanyak tahun ini. Tentu tidak semuanya yang wafat disebabkan Covid," katanya.

        Banyak pesantren terpapar karena belum siap menjalankan protokol pencegahan secara disiplin. 

        Abdul menuturkan, pondok pesantren harus survive, beberapa kampanye di media bahwa vaksin terbaik saat ini adalah melakukan pencegahan dengan cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker.

        "Sayang sekali kita harus menyampaikan bahwa menurut data kami sampai saat ini pemegang jumlah klaster dipegang oleh Jawa Tengah, diikuti Jawa Timur, Jawa Barat dan Yogyakarta," tuturnya.

        Dampak Covid-19 di pondok pesantren sangatlah besar. Jika tidak melakukan upaya preventif secara disiplin dan ketat maka pesantren bisa menjadi klaster Covid-19 yang lama dan panjang.

        Baca Juga: Bamsoet: Merawat Kebhinekaan Kunci Tetap Berdirinya NKRI

        "Saya kira ancaman terbesar tidak hanya di pesantren saja. Di lingkungan pesantren sendiri efeknya di pendidikan, ekonomi dan tradisi. Kalau kita lihat misalnya banyak pesantren yang santrinya di atas 20.000 atau 30.000 santri, pesantren dengan jumlah santri seperti itu tentu mempengaruhi perekonomian di sekitar pondok pesantren," kata Abdul.

        "Terlepas dari pentingnya vaksin, bagaimana bahan vaksin dari barang najis. Karena ketidak yakinan masyarakat terhadap kehalalan vaksin. Supaya kita bisa lancar dalam upaya  pencegahan Covid-19 di pondok pesantren melalui vaksinasi, negara harus maksimal mengupayakan kehalalan vaksin," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: