Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Ingin Mampir ke Luna buat Ambil Bebatuan, Ikuti Jejak AS dan Uni Soviet

        China Ingin Mampir ke Luna buat Ambil Bebatuan, Ikuti Jejak AS dan Uni Soviet Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
        Warta Ekonomi, Beijing -

        China berencana mengirimkan pesawat tanpa awak ke bulan pekan ini untuk membawa sampel batu dari satelit bumi itu. Rencana itu menjadi upaya pertama dari negara mana pun untuk mengambil sampel batu bulan sejak 1970-an.

        Kendaraan penjelajah antariksa Chang’e-5 yang namanya diambil dari dewi bulan akan mengambil sampel batu. Sampel tersebut dapat membantu ilmuwan untuk lebih memahami asal-usul dan bagaimana bulan terbentuk.

        Baca Juga: Belum Menjabat, Mayoritas Perusahaan di China Sudah Lebih Percaya Joe Biden Dibanding Trump?

        Misi ini juga akan menguji kemampuan China mengambil sampel di luar angkasa dari jarak jauh. Jika berhasil, China akan menjadi negara ketiga yang berhasil mengambil sampel batu di bulan setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet satu dekade lalu.

        Sejak Uni Soviet mendaratkan Luna 2 di bulan pada 1959, sejumlah negara seperti Jepang dan India meluncurkan misi ke bulan. Dalam upaya mendaratkan manusia ke bulan di program Apollo, AS mendaratkan 12 astronot dari enam peluncuran dari tahun 1969 hingga 1972 di satelit bumi tersebut. Sepanjang program tersebut, AS membawa sekitar 382 kilogram batu dan permukaan bulan.

        Pada 1970-an, Uni Soviet menjalankan tiga misi robotik yang berhasil membawa kembali sampel bulan. Misi terakhir tahun 1976, Luna 24 membawa 170,1 gram sampel dari Mare Crisium, sebuah mare bulan yang terletak di cekungan Crisium di Bulan, sebelah timur laut Mare Tranquillitatis.

        Pesawat antariksa China rencananya diluncurkan beberapa hari ke depan. Misi tersebut mencoba mengumpulkan 2 kilogram sampel dari wilayah yang belum pernah dikunjungi manusia sebelumnya di Oceanus Procellarum.

        "Zona sampel Apollo-Luna di bulan, meskipun sangat penting bagi pengetahuan kami, diambil dari wilayah yang kurang jauh dari setengah pemurkaan bulan," kata ilmuwan astronomi Brown University, James Head.

        Sementara, misi Chang'e-5 membantu ilmuwan menjawab sudah berlama gunung berapi di dalam bulan aktif, saat medan magnet yang sangat penting melindungi makhluk hidup dari radiasi matahari, menghilang.

        Setelah sampai di orbit bulan, pesawat tanpa awak diarahkan membawa kendaraan penjelajah ke permukaan bulan untuk menggali permukaan. Lalu memindahkan sampel batuan dan permukaan ke ascender yang akan mengangkat benda-benda itu kembali ke pesawat.

        Bila berhasil, sampel-sampel tersebut dikembalikan ke dalam kapsul yang akan membawanya ke bumi. Misi China ke bulan di mulai pada 2013. Pada Januari 2019, pesawat Chang’e-4 mendarat di bagian gelap bulan, membawa Negeri Tirai Bambu negara yang berhasil mencapai wilayah terjauh bulan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: