Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Era Baru Hybrid Working Jadi Tantangan HRD di 2021

        Era Baru Hybrid Working Jadi Tantangan HRD di 2021 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sudah bukan rahasia lagi, pandemi COVID-19 sungguh mengganggu proses kehidupan ekonomi sosial negara, dan perusahaan. Beberapa industri dan usaha dalam negeri juga banyak yang tidak bisa bertahan dengan protokol pencegahan COVID-19, yang mengakibatkan beberapa terpaksa gulung tikar. 

        Jika pada awalnya bisnis dan pelaku usaha bisa beroperasi dengan bebas, kini semua pergerakan harus mematuhi protokol pemerintah dalam mencegah COVID-19. Mulai dari perintah Lockdown selama beberapa minggu, pembatasan fisik dan sosial atau Physical Distancing, bekerja dari rumah atau WFH (Work from Home), hingga fase New Normal yang sudah memperbolehkan aktivitas di luar rumah, namun masih dibatasi aturan pencegahan yang baru, sudah diterapkan oleh banyak pelaku usaha di Indonesia.  Baca Juga: 3 Cara Menjaga Karyawan Tetap Terhubung dan Produktif Selama WFH

        Kondisi yang penuh ketidakpastian ini tentunya sangat mempengaruhi pengambilan keputusan HR dalam mendorong kegiatan operasi sebuah perusahaan. Apalagi, ibu kota DKI Jakarta sempat divonis harus kembali menjalani Lockdown karena angka kasus positif terus melonjak. Tentunya, tim HR dan perusahaan harus sigap dan cekatan dalam merancang strategi di fase New Normal. 

        Tujuannya, adalah agar bisa membimbing karyawan agar tetap produktif dan bisa beradaptasi lebih baik di tengah pandemi. Konsep bekerja remote memang terbukti cocok dan efektif untuk mengatasi ketidakpastian, namun tidak semua karyawan atau divisi tertentu bisa terus-menerus bekerja dari rumah. Dari situasi inilah muncul istilah baru yaitu, Hybrid Work Model. Baca Juga: Guys! Subsidi Gaji Tahap 2 Sudah Cair ke 5,9 Juta Pekerja, Buruan Cek Rekeningmu!

        Gordon Enns, CEO dari GreatDay HR, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/11/2020), menjelaskan, Hybrid berarti kombinasi dari dua atau lebih konsep yang akhirnya menghasilkan turunan dengan dwifungsi. Saat kemampuan dasar untuk bekerja dari rumah sudah mantap, alur kerja dan komunikasi juga harus diperhatikan, dan manajemen perusahaan juga harus lebih proaktif dalam mengoptimalkan aspek tersebut. 

        Model kerja Hybrid membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan konsep yang juga fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban ketidakpastian kapan karyawan bisa kembali bekerja sepenuhnya di kantor. Dengan menerapkan model kerja Hybrid, perusahaan bisa meningkatkan keterikatan dan kepuasan karyawan, dan sangat bisa dijadikan bentuk investasi perusahaan yang cukup optimal.

        Poin paling besar dalam penerapan model kerja Hybrid adalah, adanya keseimbangan antara bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor dengan bantuan teknologi. Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan pihak SDM atau Human Resource Department (HRD) yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok untuk bisnis perusahaan. 

        Isnantyo Widodo, selaku ketua Komunitas Praktisi HR Indonesia menyebutkan, seorang HR harus memahami strategi bisnis ke strategi SDMnya, dan harus menjadi Reactor (enabler), menjadi Partner (connector), dan Anticipator (Designer) untuk memfasilitasi semua tantangan bisnis. Menurutnya semua pelaku usaha dan karyawan harus siap untuk menggabungkan teknologi dan kompetensi yang dikuasai. Sehingga, bekerja bisa kapan saja,dimana saja dan dengan siapa saja.

        Karena itu penguasaan teknologi menjadi bagian paling krusial dalam upaya adaptasi model kerja Hybrid. Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja Hybrid justru bisa mengkombinasikan kompetensi tenaga manusia dengan teknologi. Salah satu bentuk teknologi yang bisa mendukung efektivitas model kerja Hybrid adalah Human Resource Information System  (HRIS). 

        Vidya Antariksi selaku HR Manager di PT People Intelligence Indonesia menambahkan, dengan menggunakan sistem ini, HRD dan manajemen perusahaan dapat dengan mudah mengatur jadwal kerja atau shift, dan mengawasi kinerja karyawan secara intensif tanpa ada kesan mengintimidasi dan kurang rasa percaya. Pemberlakuan activity recording ketika WFH, pengadaan survey tentang keadaan atau kondisi karyawan misal dengan health declaration, HR buddy, dan survey-survey lainnya, pemberlakuan online recruitment & interview sehingga pengadaan tenaga kerja baru tetap bisa terjaga & terpenuhi. 

        Salah satu sistem HRIS terpadu di Indonesia, GreatDay HR merupakan solusi HR yang sangat mengerti akan kesiapan mental dan perubahan mindset karyawan dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian. GreatDay HR mengerti bahwa aset terpenting perusahaan tetaplah karyawan, dan berdasarkan itu GreatDay HR memiliki sejumlah fitur HR yang bisa membantu perusahaan meningkatkan taraf kerja dan hidup karyawan. Mulai dari kemudahan akses melalui aplikasi seluler, teknologi berbasis cloud, dan terintegrasi dari sistem rekam kehadiran ke sistem penggajian otomatis dari GreatDay HR yang sudah termasuk semua komponen pajak penghasilan, hingga benefit berupa asuransi dan pinjaman. 

        “Kami (GreatDay HR), terus belajar dan berusaha untuk memberikan solusi terbaik. Model kerja Hybrid sangat memungkinkan untuk terus digunakan, bahkan setelah pandemi berakhir. Model ini dirasa sangat fleksibel dan mendorong produktivitas tinggi,” tutup Gordon Enns.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: