Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Perikanan Kurang Moncer, Indonesia Harus...

        Industri Perikanan Kurang Moncer, Indonesia Harus... Kredit Foto: Dok. Unpad
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Meskipun Indonesia termasuk negara maritim tapi industri perikanan di tanah air dinilai belum maksimal. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Yudi Nurul Ihsan mengatakan selama lima tahun terkahir Pemerintah kurang memperhatikan sektor budi daya perikanan padahal menjadi salah satu kunci perekonomian Indonesia. 

        Berbeda dengan Vietnam dan Australia berhasil membudidayakan Lobster dengan riset yang cukup berkembang. 

        "Potensi pendapatan negara dari sektor perikanan bisa mencapai 3-4 kali dari APBN. Itu belum termasuk industri pengolahan perikanan," kata Yudi kepada wartawan di Bandung, Selasa (1/12/2020).

        Dia menilai selama ini Indonesia terlalu fokus mengandalkan sumber daya alam di darat padahal volumenya semakin berkurang. Ia mencontohkan, sebut saja budi daya lobster yang bisa menghasilkan pendapatan negara hingga Rp10 triliun. 

        Namun, Indonesia tidak memiliki infrastruktur dan teknologi yang baik untuk membudidayakan perikanan khsususnya lobster sehingga belum memiliki  kemampuan ke arah sana. Maka, Pemerintah mengambil kesimpulan untuk sementara Benur Lobster tersebut diekspor ke Vietnam. 

        "Nggak ada masalah sebenarnya. Penangkapan benih Lobster tidak akan mengganggu ekosistem di laut," ujarnya.

        Yudi menyebutkan kebijakan pemerintah tentang budi daya perikanan sudah cukup baik  tapi harus diikuti dengan upaya untuk membangun infrastruktur di dalam negeri. Bahkan, jika perlu dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja yang salah satunya mempermudah investasi di sektor perikanan. 

        Dia berharap ke depan Pemerintah fokus membangun sektor perikanan dengan tahapan dan arah yang jelas karena kalau tidak fokus akan mengalami kegagalan lagi. 

        "Vietnam itu belajar mengembangkan perikanan dari Indonesia sehingga  mereka sempat menjadi pengekspor ikan Nila terbesar di dunia karena mereka fokus," tegasnya.

        Yudi mengungkapkan untuk membangun industri perikanan yang tangguh maka pemerintah harus bisa menyelesaikan lima masalah yang ada di sektor perikanan yakni tata kelola,  tata niaga, isu sosial dan budaya, isu lingkungan dan masalah regulasi. 

        "Lima isu dan masalah ini di selesaikan dengan strategi yang baik. Insya Allah kita akan menjadi negara yang memiliki industri perikanan yang tangguh," tegasnya.

        Disinggung perkembangan budi daya perikanan di Jawa Barat, ia menuturkan hal yang sama, masih minim perhatian pemerintah daerah. Terlihat dalam RPJMD Jabar terkait perikanan masih minim dan lebih fokus di pertanian. 

        "Lho, kepala Dinas Perikanan pun, Jabar nggak punya. Saya  usulkan Jabar membangun agro maritim artinya harus bisa memanfaatkan potensi pantai Utara (pantura) dan pantai selatan (pansela)," ungkapnya.

        Dia menilai Jabar termasuk provinsi yang tidak memiliki pelabuhan yang tidak cukup baik dibandingkan dengan Jawa Tengah. Untuk itu, jika memiliki visi agro maritim maka pemerintah daerah harus memiliki perhatian khusus untuk membangun pelabuhan yang baik. 

        "Minimal masing- masing ada tiga pelabuhan di pantai utara  dan di selatan sehingga potensi yang ada di Pantura dan Pansela termanfaatkan secara optimal," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: