Penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2020 ini dihadapkan banyak tantangan karena dilaksanakna ditengah Pandemik Covid-19. Meski begitu, para penyelenggara pilkada dinilai mampu menghadirkan proses demokrasi yang sukses, efktif dan transparan.
“Banyak tantangan, karena pelaksanaan ditengah Pandemik COvid-19, dan semua itu bisa dilewati dengan penyelenggaraan pilkada yang lebih efektif, efisien dan transparan,” ungkap Prof Bambang Supriyono, akademisi dari Universita Brawijaya di Jakarta, Minggu (13/12).
Bambang mengakui pelaksanaan pelaksanaan pilkada yang berhasil ditengah Pandemik. Sebagai pengalaman berharga yang bisa dipetik yakni, penyelenggaraan pilkada tidak harus disertai dengan pengerahan massa.
“Proses demokrasi perlu patuh pada semua aturan termasuk protocol kesehatan,” terangnya.
Pakar kebijakan pubik ini mengatakan, pengalaman bahwa dukungan teknologi informasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pilkada. Yang terpenting, bahwa pilkada yang berkualitas diantaranya jika diikuti banyak kontestan yang visioner. “Banyaknya kontestan yang berkualitas perlu menjadi catatan penting untuk mendukung terwujudnya kualitas demokrasi,” tegasnya.
Sementara, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Paulus C Siswantoko Pr, di Jakarta, Minggu (12/12) mengatakan, secara keseluruhan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 telah berlangsung dengan aman dan lancar. Kekhawatiran banyak orang pun, terbantahkan.
"Pilkada benar-benar dijalankan dengan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan Covid-19 yang tinggi," katanya.
Menurut Paulus C Siswanto, keberhasilan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dengan protokol kesehan ini jadi cermin bahwa kepercayaan publik pada pemerintah makin besar. Sehingga, pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi yang dikhawatirkan jadi kluster penyebaran Covid-19 tidak terjadi.
Ia pun mengapresiasi kerja keras yang ditunjukkan oleh penyelenggara pemilu, pemerintah dalam hal Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Satgas Covid, dan Polri serta TNI. " Tentunya kami mengapresiasi kepada penyelenggara Pilkada, dalam hal ini KPU, Bawaslu dan tentu juga Kementerian Dalam Negeri sebagai representasi pemerintah, yang telah merencanakan dan merealisasikan Pilkada secara baik, lancar, dan aman sesuai dengan protokol kesehatan," tutur Romo Paulus.
Menurut dia, KWI yang merupakan organisasi Gereja Katolik beranggotakan para uskup dan keuskupan di seluruh Indonesia, menilai Pilkada Serentak 9 Desember 2020 yang telah berlangsung dengan baik. Memenuhi ekspektasi publik. Dan ini layak disyukuri.
"Kami pikir Pilkada kali ini mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat terhadap tanggung jawab politik yang diwujudkan dalam partisipasi untuk memberikan hak suaranya meskipun di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Romo Paulus menambahkan, Pilkada Serentak 2020 dapat dikatakan merupakan salah satu pemilihan umum terbesar di dunia tahun ini. Ini setidaknya jika dilihat dari skala geografis dan jumlah penduduk yang turut serta. Dan bukan perkara gampang menyelenggarakan Pilkada sebesar ini. Terlebih di tengah merebaknya wabah Covid-19 yang telah jadi pandemi dunia./
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil