Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Preteli Jaringan Telekomunikasi Rakitan China, Amerika Rela Rogoh Kocek Miliaran Dolar

        Demi Preteli Jaringan Telekomunikasi Rakitan China, Amerika Rela Rogoh Kocek Miliaran Dolar Kredit Foto: REUTERS/Sergio Perez
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan 1,9 miliar dolar (sekitar Rp27 triliun) demi mempreteli peralatan telekomunikasi rakitan perusahaan berbasis di China.

        Mengutip dua sumber anonim dari Reuters, Senin (21/12/2020), pemerintah AS melakukan itu karena  menganggap vendor-vendor asal Negeri Tirai Bambu berisiko membahayakan keamanan nasional.

        "Dana itu merupakan bagian dari bantuan COVID-19 senilai 900 miliar dolar (sekitar Rp12,8 kuadriliun)," ujar sumber tersebut.

        Baca Juga: Harga Bitcoin Hampir Rp340 Juta, Miliarder Ini Minat Alihkan Neraca dari Dolar ke BTC!

        Baca Juga: Suku Asli Amerika Telah Dirusak Trump, di Era Biden Kemungkinan Dikasih Jatah Menteri

        Menurut ajudan senior kongres, anggota parlemen juga akan mendukung 3,2 miliar dolar AS (sekitar Rp45,4 triliun) untuk dana broadband darurat bagi masyarakat AS yang berpenghasilan rendah untuk membeli jaringan broadband selama pandemi.

        Ketua DPR, Nancy Pelosi dan Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer berkata, "RUU bantuan COVID-19 menginvestasikan 7 miliar dolar (sekitar Rp99,2 triliun) guna meningkatkan akses ke broadband."

        Pada Juni 2020, Komisi Komunikasi Federal (FCC) menetapkan Huawei dan ZTE sebagai ancaman sehingga melarang perusahaan-perusahaan AS membeli peralatan telekomunikasi dua perusahaan itu menggunakan dana 8,3 miliar dolar AS (sekitar Rp117,7 triliun).

        Bahkan, awal bulan ini FCC merampungkan aturan yang memaksa operator melepas peralatan teknologi ZTE dan Huawei.

        Menanggapi putusan itu, Huawei mengaku kecewa. "Putusan itu merugikan masyarakat AS di pedesaan, yang mayoritas kurang terlayani, apalagi selama pandemi."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: