Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gegara Virus Bermutasi, Boris Johnson Buru-buru Gelar Pertemuan Darurat

        Gegara Virus Bermutasi, Boris Johnson Buru-buru Gelar Pertemuan Darurat Kredit Foto: Antara/Jeremy Selwyn/Pool via REUTERS
        Warta Ekonomi, London -

        Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memimpin sebuah pertemuan darurat pada Senin (21/12/2020) bersama komite krisis di negara itu untuk membahas perjalanan keluar masuk Inggris, terutama pengakutan barang.

        Pada Minggu (20/12/2020), beberapa negara di Eropa dan Timur Tengah melarang penerbangan dari Inggris karena kekhawatiran akan varian baru virus corona yang telah menyebar cepat di Inggris bulan ini.

        Baca Juga: Inggris Khawatirkan Jenis Baru Covid yang Menyebar Lebih Cepat karena...

        Namun, Prancis melarang semua perjalanan, termasuk semua pengangkut barang, selama 48 jam, mulai Minggu malam. Kebijakan itu menutup terowongan di bawah Selat Inggris, yang dilalui ribuan truk setiap hari. Pelabuhan Dover juga menutup terminal ferinya.

        Dover adalah salah satu pelabuhan tersibuk di Inggris, yang lalu lintasnya semakin padat menjelang tenggat Brexit. Inggris akan meninggalkan Uni Eropa dalam kurang dua minggu, dan sejauh ini tanpa perjanjian.

        Irlandia, Italia, Austria, Belgia, dan Belanda juga melarang penerbangan dari Inggris terkait varian virus corona baru itu. Kanada, Kuwait, Arab Saudi dan Israel juga mengambil langkah serupa. Negara-negara lain mempertimbangkan larangan penerbangan, sementara Uni Eropa bertemu untuk membahas rekomendasi mereka.

        Virus varian baru itu telah muncul di luar Inggris. Menteri Luar Negeri Italia pada Minggu mengatakan bahwa sebuah kasus diidentifikasi di Roma. Dan Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/WHO) mengatakan sembilan kasus telah terdeteksi di Denmark dan satu kasus ditemukan di Belanda dan Australia.

        Varian baru itu 70 persen lebih mudah menular, kata Johnson. Namun, para pakar mengatakan sepertinya virus itu tidak lebih mematikan atau kebal terhadap vaksin.

        Kepala Badan Urusan Kesehatan Masyarakat Inggris Vivek Murthy pada Minggu mengatakan bahwa panduan kesehatan masyarakat tidak berubah, tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: