Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masih Bingung Atur Keuangan? Begini Cara Atur Uang bagi Pemula Ala Raditya Dika!

        Masih Bingung Atur Keuangan? Begini Cara Atur Uang bagi Pemula Ala Raditya Dika! Kredit Foto: (Foto: Instagram/@raditya_dika)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        YouTuber Raditya Dika melalui kanalnya membagikan cara mengatur uang bagi pemula melalui video bertajuk 'Cara Ngatur Duit untuk Pemula' bersama Mohammad Teguh, financial planner Raditya Dika tahun 2010.

        Teguh bercerita saat bertemu Raditya Dika, Radit hanya memiliki tabungan dan deposito yang kemudian ia bantu pecah ke berbagai investasi agar tujuan keuangannya tercapai.

        Radit menambahkan saat itu ia mendapat giro dari royalti buku yang ia alokasikan ke deposito untuk tabungan menikah, dana pendidikan anak dan dana pensiun.

        Baca Juga: Hidup Minimalis Jadi Kunci Kaya Raya bagi Raditya Dika, Begini Tipsnya!

        Saat bertemu, hal pertama yang ditanyakan Teguh adalah bagaimana kondisi keuangannya apakah sehat atau tidak. Mulai dari pendapatan, aset, utang hingga pengeluaran. Jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka keuangannya tidak sehat.

        Lalu, jika memiliki utang maka bandingkan dengan aset yang dimiliki, apakah lebih besar utang atau asetnya. Idealnya adalah aset lebih besar daripada utang. Namun, apabila utang lebih besar daripada aset, maka itu berarti bangkrut.

        Kemudian diukur pendapatan tiap bulan dengan cicilan utang mencapai 30 persen atau tidak. Jika lebih, itu berarti tidak sehat. Namun, apabila keuangan sehat maka langsung masuk kepada tujuan investasi.

        Radit memberi contoh rencana menikah dalam 5 tahun dengan total budget Rp500 juta di hari ini. Maka, financial planner akan menyocokkan value Rp500 juta pada 5 tahun kemudian itu berapa, sebagai contoh jadi Rp800 juta karena adanya inflasi dan lain sebagainya.

        Selanjutnya, mulai berhitung setiap bulan harus investasi berapa untuk mencapai Rp800 juta dalam 5 tahun alias 60 bulan.

        Saat itu, Radit disarankan untuk investasi reksadana. Reksadana adalah sebuah wadah untuk investasi ke berbagai surat berharga yang dimiliki perusahaan dan dikelola oleh manajer investasi serta diserahkan ke bank kustodian.

        Investasi reksadana sangat disarankan karena akan meringankan dalam mencapai tujuan keuangan. Katakanlah investasi 100 juta dengan harapan return 10%, maka pada tahun pertama akan menjadi 110 juta dan di tahun kedua akan menjadi 121 juta. Hal ini karena adanya compounding yaitu gulung-menggulung sehingga tujuan keuangan bisa lebih cepat tercapai dibandingkan dengan menabung biasa.

        Adapun reksadana yang paling cocok untuk jangka waktu 5 tahun yaitu reksdana pendapatan tetap. Sementara itu, investasi untuk dana pensiun yang jangka panjang yakni 20-30 tahun lagi, maka reksadana saham adalah yang paling cocok.

        Investasi saham dan investasi reksadana saham adalah hal yang berbeda. Reksadana saham memiliki manajer investasi yang membantu kelola, sementara investasi saham hanya memilih dan mengurus sendiri.

        Jika hanya memiliki Rp3 juta untuk satu kali investasi, maka pilihannya jatuh ke reksadana saham. Hal ini karena harga saham blue chip itu tidak murah, bisa mencapai puluhan juta untuk satu lot-nya.

        Lantas, mengapa untuk menikah lebih baik reksadana pendapatan tetap dan untuk pensiun reksadana saham?

        Teguh menjelaskan sejatinya harus dilihat dari profil risiko seseorang terlebih dahulu yakni seberapa tahan seseorang dengan penurunan investasi.

        Seseorang yang profil risikonya konservatif sangat tidak direkomendasikan dengan investasi reksdana saham karena akan berujung pada stress. Jika seseorang sudah melewati masa konservatif dan naik ke moderat, maka barulah boleh berinvestasi pada reksadana saham.

        Selanjutnya, jika tujuan finansialnya akan segera tercapai dalam 5 tahun lagi, maka dana investasi tersebut sebaiknya dipindahkan ke deposito atau reksadana campuran agar bisa menerima pendapatan dari obligasi.

        Teguh menceritakan ada klien yang ingin pergi liburan ke luar negeri tiga tahun lagi tetapi meminta investasi reksdana saham. Teguh pun mempersilakan asalkan klien memahami risiko-risiko yang akan dihadapi. Terlebih, berlibur ke luar negeri adalah hal yang bisa ditunda atau diubah haluannya.

        Karena itulah, Teguh menjelaskan apabila saat dana ingin ditarik dan pasar sedang turun, lebih baik ditunda atau dialihkan ke sesuatu yang lebih murah. Tetapi, dana pendidikan anak tak bisa ditunda. Karena itu, Teguh tidak akan merekomendasikan reksadana saham untuk pendidikan anak apabila jangka waktunya pendek.

        Selanjutnya, Radit membahas soal dana darurat. Adapun minimum dana darurat yang dimiliki yaitu 3x lipat pengeluaran bulanan, dengan catatan apabila masih sendiri. Tetapi, kalau sudah berkeluarga, dana darurat yang sebaiknya dimiliki yaitu 6x lipat pengeluaran bulanan.

        Sementara itu, jika ingin membeli reksadana bisa di agen penjual, yaitu bank atau aplikasi-aplikasi yang sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penting untuk diingat bahwa investasi adalah untuk mencapai tujuan keuangan. Jadi, memulai investasi sama dengan mengetahui tujuan keuangan untuk apa sehingga pemilihan reksadana juga tepat, mulai dari risiko hingga return jangka pendek atau jangka panjang.

        Investasi harus punya tujuan agar terarah. Hal ini karena investasi bukan untuk mendapatkan return, tetapi untuk kebutuhan di masa mendatang dan disiapkan dari sekarang. Karena jika tidak terarah, akan liar saat melihat kenaikan pasar. Tetapi apabila tujuan keuangan sudah tercapai, maka boleh dicairkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: