Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Generasi Muda Menolak Kampanye Negatif terhadap Sawit Indonesia

        Generasi Muda Menolak Kampanye Negatif terhadap Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia merupakan produsen terbesar minyak nabati kelapa sawit yang diproduksi menjadi minyak sawit dan produk-produk turunannya.

        Produk kelapa sawit memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan seperti minyak goreng, margarin, cokelat, sabun, healthcare, kosmetik, sanitizer, susu formula, bahkan menjadi bahan baku energi terbarukan yaitu biodiesel sawit yang saat ini digunakan dalam negeri melalui pencampuran 30% dengan solar.

        Produk kelapa sawit 70% diekspor ke seluruh dunia, sehingga saat ini Indonesia menjadi produsen minyak nabati nomor satu di dunia. Sawit berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor sawit dalam lima tahun terakhir menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar. Pada 2019 devisa ekspor sawit mencapai US$15,57 miliar (data BPS) setara kurang lebih Rp220 triliun, melampaui nilai ekspor dari sektor migas maupun sektor nonmigas lainnya.

        Baca Juga: Kelapa Sawit: Makin Tua Makin Berkilau

        Di masa pandemi Covid-19, sektor sawit juga terbukti bertahan dan menyumbangkan devisa ekspor sekitar US$13 miliar sampai dengan Agustus 2020, ditengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya seperti migas, batubara, dan pariwisata.

        Sektor sawit berhasil menyumbangkan pertumbuhan positif selama pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan peran sawit yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

        Perkebunan dan industri sawit juga membuka lapangan kerja yang luas. Sekitar 16 juta rakyat Indonesia menjadi tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung di perkebunan dan industri sawit, yang berprofesi sebagai petani, pekerja pabrik, pekerja kebun, professional, manajer, dan lain-lain.

        Sawit berperan dalam mengembangkan wilayah perdesaan dan wilayah perbatasan. Sentra-sentra produsen sawit terbukti wilayahnya berkembang dengan baik dari sisi ekonomi, sosial, infrastruktur, faslilitas kesehatan, dan faslilitas pendidikan.

        Sawit berpotensi menjadikan Indonesia sebagai raksasa produsen energi terbarukan melalui biodiesel maupun biohydrocarbon sawit yang dapat mensubtitusi bahan bakar fosil. Melalui subsitusi ini, Indonesia dapat menghemat impor minyak bumi dan bahan bakar fosil sehingga menghemat pengeluaran negara. Yang paling utama, melalui energi terbarukan sawit, Indonesia ke depan dapat berdaulat dan mandiri dalam penyediaan energi di dalam negeri.

        Sawit Indonesia telah dikelola dengan prinsip-prinsip keberlanjutan yang memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sektor sawit telah memiliki standar sertifikasi keberlanjutan dalam bentuk ISPO, RSPO, ICC, dan lain-lain.

        Komoditas sawit menjadi satu-satunya minyak nabati yang memiliki begitu banyak standar sertifikasi keberlanjutan sehingga kepatuhan terhadap aturan telah diatur dengan baik di sektor perkebunan dan industri sawit.

        Dengan kontribusi yang cukup besar di atas, generasi muda sawit sangat menyayangkan masih banyaknya isu-isu negatif yang ditujukan kepada sawit, seperti penyebab deforestasi, penyebab kebakaran hutan, buruk bagi kesehatan, dan isu-isu lainnya.

        Komunitas generasi muda sawit yang dihimpun dalam kegiatan digital sawit, memandang bahwa isu negatif sawit secara terus menerus ini tidak didasarkan pada fakta-fakta objektif dan tidak pula murni ditujukan untuk membela kelestarian lingkungan dan kesehatan.

        Generasi muda sawit berpendapat bahwa serangan isu negatif terhadap sawit adalah upaya pihak-pihak tertentu untuk melemahkan sektor sawit Indonesia, dan pada akhirnya akan berujung pada pelemahan ekonomi Indonesia.

        Lebih jauh, maraknya kampanye negatif terhadap sawit di saat masyarakat Indonesia menghadapi kontraksi ekonomi akibat Covid19, bahkan dapat disebut bentuk sabotase terhadap upaya pemulihan kondisi ekonomi Indonesia.

        Dalam diskusinya, generasi muda sawit mengajak generasi muda Indonesia serta masyarakat Indonesia, untuk menolak segala pelemahan terhadap ekonomi Indonesia termasuk segala bentuk kampanye negatif terhadap sawit. 

        Generasi muda sawit juga mengajak generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan sawit sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk menjaga agar sawit tetap menjadi komoditas strategis Indonesia yang berperan besar bagi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: