Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keinginan Wapres Maruf Amin Dikabulkan Jokowi, Soal...

        Keinginan Wapres Maruf Amin Dikabulkan Jokowi, Soal... Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi -

        Dalam melakukan reshuffle kabinet, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengambil keputusan sendiri. Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin tetap dilibatkan. Wapres diajak rapat empat mata juga diminta mengusulkan nama calon menteri. Dan, ternyata, maunya Ma'ruf dikabulkan Jokowi.

        Siapa menteri usulan Ma'ruf yang disetujui Jokowi? Jawabannya adalah Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sebagai Menteri Agama.

        Baca Juga: Menag Yaqut: Agama Jangan Lagi Dijadikan Kendaraan Politik, Ganggu Stabilitas Negara 

        Jubir Wapres, Masduki Baidlowi, tidak membantah kabar tersebut. Gus Yaqut, kata dia, merupakan rekomendasi yang diusulkan Ma'ruf ke Jokowi. Kenapa usulkan Yakut? Alasannya, selain kader PKB, Gus Yaqut merupakan seorang kader Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

        "Itu (posisi Menag) ada titik temulah antara Presiden dengan Wapres, dengan PBNU," ungkap Cak Duki sapaan akrabnya.

        Sebelum reshuffle diumumkan langsung Jokowi pada Selasa (22/12/2020) sore, nama calon Menteri Agama masih simpang siur. Yang beredar saat itu, Yahya Cholil Staquf, kakak Gus Yaqut.

        "Jadi itu, sudah yang terbaiklah. Pas. Untuk mewakili aspirasi dari kalangan NU. Sebelumnya Menag itu, tidak dari aspirasi kalangan NU," lanjutnya.

        Usai pelantikan, Gus Yaqut mengaku tanda-tanda dirinya akan masuk ke kabinet mulai ketahuan sejak pekan lalu. Ia dikabari Mensesneg Pratikno, Kamis (17/12/2020).

        Tapi, kepastian untuk datang ke Istana baru diterima, Selasa (22/12/2020). "Pagi hari," ungkapnya. "Disampaikan Pak Pratik agar ke Istana menghadap Pak Presiden berbaju putih pukul 15.00 WIB, kira-kira begitu," sambungnya.

        Terkait pelibatan Wapres dalam bongkar pasang kabinet, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro punya analisisnya. Kata dia, dalam sejarah politik Indonesia, posisi wapres itu memang tidak se-powerful presiden. Yang punya otoritas besar adalah presiden termasuk hak prerogatif dalam penyusunan kabinet.

        Tidak cuma Ma'ruf, kata Siti, Jusuf Kalla (JK) yang notabene berlatar belakang politisi juga merasakan hal yang sama.

        "Di periode pertama, JK nyaris menganggur," kata Siti. "Memang, wapres itu menunggu saja apa yang diberikan presiden," sambungnya.

        Baca Juga: Dilaporkan Anak JK, Ferdinand Hutahaean Diminta Segera Diproses Hukum

        Namun, belakangan ia mengamati peran Ma'ruf cukup sentral. Ia dimuliakan Jokowi. Beberapa tugas strategis dilimpahkan kepada mantan Rais Aam PBNU itu.

        "Kiai Ma'ruf adalah Ketua Dewan Pengarah Otonomi Daerah. Ketuanya langsung Wapres. (Ketua Komite) Reformasi Birokrasi juga beliau yang pegang. Domainnya sudah ada. Tinggal apakah Pak Ma'ruf bisa menjalankannya secara maksimal atau tidak," sambungnya.

        Dengan dipilihnya Gus Yaqut atas rekomendasi dari Wapres, Siti menilai ini bukti lain Jokowi menghormati pasangannya. Ia berharap hubungan antara presiden dan wapres tetap harmonis. Ketegangan antara keduanya hanya akan merugikan bangsa dan negara.

        Senada disampaikan pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Dia mengatakan peran Ma'ruf sangat sentral dalam penentuan Menteri Agama. Bagus, jika Ma'ruf dilibatkan.

        "Karena dunianya sangat dekat dengan itu. Maka Pak Jokowi berusaha memberikan, ya minimal ada unggah-ungguh untuk mengajak Pak Ma'ruf berbicara," kata Hensat, sapaan karibnya.

        Ia yakin, harmonisnya Jokowi dan Ma'ruf akan terus terjaga. "Karena Pak Jokowi nyaman dengan Kiai Ma'ruf, begitupun sebaliknya," pungkas dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: