Akhir pekan, para menteri baru tak lantas berleha-leha di rumah. Tapi, mereka tetap sibuk kerja. Menteri Sosial Tri Rismaharini bagi-bagi bantuan di Ponorogo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turun ke Bali memastikan pariwisata tetap jalankan protokol kesehatan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terjun ke pesisir di utara Jakarta.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut masih sibuk mengklarifikasi pernyataannya sendiri.
Baca Juga: Sebut Pembubaran FPI Hoaks, Menag Yaqut: FPI Tak Terdaftar di Kemendagri
Dimulai dari Risma. Kemarin, Risma melakukan perjalanan darat dari Surabaya ke Jakarta. Dalam perjalanan itu, eks Walikota Surabaya ini singgah di Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Politisi PDIP itu menyapa para penyandang disabilitas intelektual yang mendapatkan program pemberdayaan dengan pemberian layanan vokasional. Kepada kaum disabilitas, Risma berkomitmen penuh meningkatkan kemandirian.
"Saya juga bawa bibit lele, nanti kita lihat progresnya. Kalau ini bagus, bisa diberdayakan untuk yang lain. Memang berat tapi harus dilakukan," kata Risma.
Selain itu, Risma menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD), alat peraga edukasi, sembako, alat peraga edukasi, peralatan belajar anak, sheltered workshop, layanan home care dan day care, dan sebagainya. Risma juga khusus membawa bantuan sambel goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawaan Doly Surabaya yang sudah berganti rupa menjadi pemukiman warga.
Beda dengan Risma, Sandi memulai kunjungan lapangan dengan terbang ke Bali, kemarin. Sandi tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 10.37 pagi. Meski sudah jadi menteri, setelan mantan cawapres 02 itu, tak berubah.
Sandi masih tampil casual dengan kemeja putih lengan pendek yang dibalut rompi warna hijau menyala dilengkapi udeng atau ikat kepala khas Bali, sambil menggendong tas carrier. Sandi disambut Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dan jajarannya.
Setelah itu, Sandi berkeliling bandara. Melihat alur penumpang yang tiba di bandara mulai dari turun pesawat sampai validasi formulir deklarasi kesehatan (E-HAC). Dari sana, ia memantau
alur penumpang mengambil bagasi. Setelah itu, Sandi geser ke bagian luar bandara untuk meninjau layanan tes cepat Covid-19 bagi calon penumpang.
Aktivitas kunjungan kerjanya dibagikan Sandi lewat akun media sosialnya. Dalam postingannya, Sandi optimis tanda-tanda kebangkitan pariwisata Bali mulai terlihat. Di tengah pandemi, sejak Mei 2020 tercatat kedatangan pesawat ke Bali mulai naik 10 kali lipat.
"Bali telah sepenuhnya siap menyambut kunjungan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru 2021, sekaligus makin siap menyongsong kebangkitan pariwisata," katanya.
Baca Juga: Sandi Merapat dalam Barisan Jokowi, Siapa Paling Untung di Pilpres 2024?
Sakti Wahyu Trenggono juga sudah melakukan kunjungan lapangan. Eks Wakil Menteri Pertahanan ini, blusukan ke kawasan pesisir utara Jakarta, Sabtu (26/12/2020). Sakti mengaku ingin mendengar dari nelayan dan pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan lainnya.
Dalam kunjungan ini, Sakti berkunjung ke pasar ikan. Mengenakan kemeja lengan pendek dengan celana jeans biru, Sakti menyapa para penjual yang menjajakan hasil laut seperti ikan, cumi, dan kerang. Melihat pasar ikan yang becek, Sakti kepikiran untuk mengubahnya menjadi pasar modern.
Bagaimana dengan Gus Yaqut? Dia masih sibuk melakukan klarifikasi. Dalam webinar lintas agama kemarin, Gus Yaqut kembali mengklarifikasi pernyataannya soal Syiah dan Ahmadiyah. Dia bilang tak pernah menyatakan akan memberikan perlindungan khusus terkait hak beribadah kepada kelompok Syiah dan Ahmadiyah.
"Hari kedua setelah saya dilantik, ada berita Menteri Agama akan mengafirmasi hak beribadah umat Syiah dan Ahmadiyah. Terlepas konteksnya benar atau salah, saya tidak pernah mengatakan hal itu. Tapi, ada media yang menulis itu dan mengatasnamakan saya. Itu kaget saya," kata eks Wakil Ketua Komisi II DPR ini.
Politisi PKB ini menegaskan, selaku Menteri Agama, akan mendudukkan setiap persoalan pada prinsip-prinsip dasar yang diakui bersama. Prinsip pertama, semua warga negara berkedudukan sama di depan hukum.
"Baik Syiah, Ahmadiyah, NU, Muhammadiyah, siapa pun, sama di hadapan hukum. Oleh karena itu, negara wajib melindungi mereka sebagai warga negara. Artinya, jika berbeda keyakinan, tidak boleh ada alasan kelompok yang merasa lebih besar mempersekusi atau menghakimi sendiri kelompok yang lebih kecil. Ini sikap dasar yang akan pemerintah pegang," ujar Ketua GP Ansor itu.
Prinsip kedua, ujar Yaqut, jika ada perbedaan pandangan, keyakinan, pendapat terkait dengan hal-hal keagamaan, harus diselesaikan dengan dialog. Dan Kemenag siap memfasilitasi dialog itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: