Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Subhanallah... Tahun Depan Ekonomi Indonesia Diramal Bangkit, Tumbuh di atas 5%

        Subhanallah... Tahun Depan Ekonomi Indonesia Diramal Bangkit, Tumbuh di atas 5% Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Institute of Chartered Accountant in England and Wales (ICAEW) tahun depan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 6%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 5%.

        Sementara untuk tahun ini, lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 2,2%.

        "Pandemi diperkirakan akan meninggalkan bekas luka permanen pada tingkat PDB Indonesia, yang diperkirakan akan menyusut sebesar 2,2% tahun ini sebelum melonjak menjadi 6% pada 2021, dengan bantuan belanja konsumen dan infrastruktur," kata ICAEW Regional Director, Greater China and South-East Asia Mark Billington saat menyampaikan laporan prospek ekonomi terbaru pada Senin (28/12/2020).

        Baca Juga: Bappenas Proyeksi Pertumbuhan Tahun Depan Bisa 5%

        Mark mengungkapkan laju pemulihan bagi Indonesia masih belum pasti yang terutama disebabkan oleh tren mobilitas yang lemah, impor yang tergelincir dua digit, dan melemahnya penjualan ritel.

        Meskipun demikian, volume penjualan ritel dan produksi industri di Indonesia relatif stabil jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya yang terpukul cukup keras.

        Dalam tingkat global, periode lockdown dan social distancing yang berkepanjangan diperkirakan akan membatasi pertumbuhan PDB global tahun ini. Hal ini menyebabkan kecil kemungkinan angka PDB akan kembali seperti sebelum Covid-19, dan kegiatan perdagangan juga diprediksi akan kembali aktif sebelum akhir 2021.

        "Terlepas dari prediksi pemulihan ekonomi pada 2021, ketidakpastian yang dapat memengaruhi pemulihan pascapandemi akan tetap ada," tegasnya.

        Mark mengatakan lambatnya perkembangan program vaksinasi massal, pandemi gelombang kedua yang mengakibatkan lockdown tingkat global lainnya, dan krisis keuangan dapat berdampak pada kerusakan ekonomi yang besar.

        "Namun di sisi lain, terobosan vaksin dan stimulus AS pascapemilu diprediksi optimis dapat mempercepat pemulihan dalam jangka pendek dan menghindari risiko jangka panjang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: