Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kritik Rezim China, Jack Ma 'Hilang' sejak Akhir Oktober

        Kritik Rezim China, Jack Ma 'Hilang' sejak Akhir Oktober Kredit Foto: Fortune
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seorang taipan teknologi miliarder secara misterius menghilang dari reality show-nya sendiri setelah mengkritik rezim China.

        Seperti dikutip news.com.au, Minggu (3/1/2021), Jack Ma yang mempunyai kekayaan setidaknya US$62 miliar belum terlihat di depan umum sejak akhir Oktober, The Sun melaporkan. Pria berusia 56 tahun itu memperoleh kekayaannya setelah mendirikan Alibaba, dijuluki Amazon Asia, dan pernah menjadi favorit rezim komunis di China.

        Baca Juga: Jack Ma Dimusuhi, Miliarder Ini Jadi Orang Terkaya Baru di China

        Namun, mantan guru bahasa Inggris itu tiba-tiba diganti sebagai juri di final Africa’s Business Heroes, sebuah kontes TV bergaya Den Dragons untuk wirausahawan pemula. Ayah tiga anak ini sebelumnya telah menulis di Twitter bahwa dia "tidak sabar" untuk bertemu dengan semua kontestan.

        Seorang juru bicara Alibaba mengatakan, karena konflik jadwal, Tuan Ma tidak bisa lagi menjadi bagian dari panel juri akhir Pahlawan Bisnis Afrika awal tahun ini.

        Final berlangsung hanya beberapa minggu setelah Ma berpidato yang mengecam regulator China dan bank-bank milik negara. Bulan lalu, pihak berwenang tiba-tiba mengumumkan penyelidikan anti-monopoli terhadap perusahaannya.

        Ma adalah salah satu orang terkaya di China dan juga terkenal karena karyanya di PBB dan berbagai badan amal global. Selama pandemi virus corona yang sedang berlangsung, dia telah menyumbangkan puluhan juta masker wajah di seluruh dunia.

        Namun, dalam beberapa pekan terakhir tidak ada aktivitas di akun Twitternya yang biasanya memuat beberapa tweet dalam sehari. Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa dia mengalami cedera fisik, lapor MailOnline.

        Akan tetapi, China memiliki pendekatan yang tidak masuk akal untuk menangani mereka yang menentang aturan tersebut. Pada bulan Maret, seorang taipan properti menghilang setelah dia menyebut Presiden Xi Jinping sebagai 'badut' karena penanganannya terhadap krisis virus corona.

        Teman Ren Zhiqiang mengatakan, dia kemudian dijatuhi hukuman 18 tahun penjara setelah dia tampaknya "secara sukarela mengaku" untuk berbagai kejahatan korupsi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: