Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Mau Suntikkan Vaksin Corona ke 50 Juta Rakyatnya Sebelum Imlek karena...

        China Mau Suntikkan Vaksin Corona ke 50 Juta Rakyatnya Sebelum Imlek karena... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Pemerintah China melakukan berbagai antisipasi pencegahan ledakan penularan virus Corona menjelang libur Imlek. Sebelum liburan panjang, ditargetkan 50 juta warga sudah divaksin.

        Libur Tahun Baru China dimulai 12 Februari 2021. Tapi biasanya, sebulan sebelum lmlek warga sudah mulai pulang kam­pung. Diperkirakan, arus mudik dimulai 20 Januari nanti.

        Baca Juga: Modifikasi Mesin J-20 Demi Saingi F-35 AS, Ternyata Ini yang China Lakukan

        Sekitar 75 kota tengah melak­sanakan vaksinasi Covid-19 untuk mencapai target tersebut. Warga yang diprioritaskan lebih awal divaksin adalah tim medis.

        China dinyatakan bebas dari penularan lokal pada Juni 2020. Tapi dalam sepekan terakhir, di Provinsi Hebei (dekat dengan Bei­jing) dilaporkan, ditemukan lebih dari 130 kasus Covid-19. Lebih dari 200 orang dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala.

        Sebagian besar kasus terjadi di kota Shijiazhuang dan seki­tarnya. Populasi penduduknya 11 juta orang.

        Beberapa infeksi lain dilapor­kan di Kota tetangga Xingtai, rumah bagi 7 juta orang.

        Tempat Ibadah Tutup

        Tak hanya imbauan vaksi­nasi, demi mencegah penu­laran Covid-19 Pemerintah juga menganjurkan masyarakat agar tetap di rumah saja.

        Beberapa kota sudah melaku­kan lockdown lebih awal dan mengeluarkan imbauan agar warganya tidak melakukan per­ayaan Imlek yang melibatkan banyak orang. Selain itu, ru­mah ibadah juga ditutup.

        Beijing secara resmi menutup sementara 155 tempat ibadah mulai Jumat (8/1), dan melarang perayaan Imlek berskala besar.

        Sejauh ini tidak ada kasus positif Covid-19 ditemukan di tempat-tempat ibadah. De­mikian pernyataan Komisi Urusan Etnik dan Agama Pem­kot Beijing dikutip Xinhua, Sabtu (9/1).

        Pemerintah Kota akan melaku­kan investigasi secara khusus terhadap aktivitas ilegal beberapa kelompok agama di wilayah pinggiran, demi menghindari merebaknya Covid-19.

        Di Beijing, terdapat delapan area yang masuk kategori risiko menengah, termasuk tujuh desa di Distrik Shunyi. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: